Renji melepas tangan gadis kecil itu dan beranjak dari ranjang. "Kau mau apa dengan peta itu? Eh, jangan-jangan kau ingin menjualnya?"
"Kau pikir aku bodoh. Aku tidak akan menukar nyawaku dengan beda itu. Aku tidak akan melakukan hal berbahaya. Hanya untuk melihat-lihat saja."
"Kalau cuma untuk melihat-lihat, bagaimana kalau aku ..."
Yuki menarik leher Renji, membuat si hantu pelayan itu berkeringat dingin. Yuki melotot, dahinya menempel pada dahi Renji. "Sebaiknya kau tutup mulut. Perintah ini sifatnya rahasia! Kalau tidak, jika timbul masalah akibat mulut besarmu, aku akan menyeretmu bersamaku untuk mendapatkan hukuman!" ancam Yuki.
[ Aku salah besar menyebutnya cantik dan manis waktu itu. Aura membunuhnya lebih sangar dari pada Madam Ryio. Mengerikan sekali kalau lagi terancam! ] dalam hati Renji.
Setelah pembicaraan selesai. Yuki mengantar Renji kembali ke lorong Asrama Hitam. Dia mengingatkan kembali kepada Renji untuk menjalankan tugas secepatnya.