Enam hari telah berlalu, Miyuri yang kini tinggal di gubuk di hutan, selalu merasa was-was. Dia tak pernah tidur semenjak hari itu, takut kalau selama tidur, entah siapa yang akan menculik anaknya.
Tabir penghalang hanyalah dinding tipis transparan sebagai benteng gubuk itu. Dia sadar akan kekuatannya yang sangat lemah. Tetapi, apa lagi yang harus diperbuatnya?
Rumor yang beredar terdengar sangat bengis, rupanya cukup membantu mengusik pikiran penduduk sekitar, agar menahan serangan terhadapnya. Para penduduk kota dan tepian sungai di hutan itu jadi takut padanya.
Semakin dekat hari tantangan itu, Miyuri makin kalut. Apapun akan dia lakukan untuk melalui tantangan kejam ini, meski mungkin kehilangan hidupnya.