Matahari belum bangun dari tidur panjangnya. Suasana malam hari masih tersisa. Gelap buta sebab tak ada pencahayaan sejati di lingkungan panti jompo. Suasana senyap terjalin tak begitu lama, terkadang tertangkap suara langkah-langkah liar tak dikenal, menyebar busuknya kulit yang mati.
Di tengah ketegangan dalam lingkungan sekitar, segelintir manusia asal berani, nekat mencicipi wilayah rentan kematian. Mereka itu, dua pria tangguh yang menjadi tulang punggung keselamatan, dan tujuh lainnya adalah manusia-manusia tua yang jadi beban.
Di antara tiga lorong panjang, Lee Han, pria bertubuh kekar ini menjadi pengawas lorong pada wilayah kekuasaannya. Lorong itu mengarah ke halaman depan yang dipenuhi taman bunga. Sedangkan Jerry berada berlainan arahnya, yakni di lorong yang menuju ruang kantin dan pagar belakang. Di sekitarnya terdapat empat lansia berdiri berjejer sambil menyatukan punggung di tembok. Hal itu agar keberadaan mereka tidak mencolok perhatian satu sama lain.
