Setelah kerumunan mulai bubar, dari rumah keluarga Lu tidak terdengar suara lain selain tangisan Lu Jiang dan Lu Xin.
Lu Sheng tidak melihat Lu Dahua. Ia mengambil air dari sumur di halaman dan kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri.
Setelah mengganti baju dengan yang bersih, Lu Sheng keluar dari kamarnya.
Di halaman rumah, Lu Dahua sudah berhasil menghibur Lu Jiang dan Lu Xin. Kini, kedua anak itu sedang berjongkok di tanah sambil mencabut rumput.
Sementara itu, Lu Dahua sedang duduk di halaman, sepertinya menunggu Lu Sheng.
Lu Sheng menggunakan handuk yang tersimpan di dalam ruangan gelangnya untuk mengeringkan rambut. Setelah itu, barulah ia mengambil sebuah kursi dan duduk di samping Lu Dahua.
Itu adalah pertama kalinya Lu Dahua melihat Lu Sheng bertindak seperti begitu. Ia pun diam-diam merasakan sedikit aneh di dalam hatinya.
Dulu, terhadap semua hal yang dikatakan Lu Dahua, Lu Sheng tidak pernah membantah. Bahkan bisa dibilang, gadis itu sangat penurut.
Namun hari ini, Lu Dahua merasakan ada yang aneh dari anak gadisnya itu.
Lu Dahua melihat ke arah Lu Sheng, ingin mengatakan sesuatu. Namun, gadis itu angkat bicara lebih dulu, "Ketika aku berenang keluar dari sungai, aku menginap di gubuk kosong desa sebelah selama dua malam. Semalam, aku bermimpi tentang Mamaku."
Lu Dahua tertegun, ia mengingat kembali kata-kata Pendeta Tao dan penyihir yang datang sebelumnya. Seketika, ia pun merasa sedikit cemas dan ragu.
"Mim, mimpi Mamamu? Apa yang dikatakannya?" tanya Lu Dahua sedikit terbata.
Lu Sheng menolehkan kepalanya ke arah Lu Dahua, menatap lurus kepada pria itu tanpa mengatakan apa pun.
Hati Lu Dahua pun mulai berdebar.
Suasana sangat sunyi. Pada saat Lu Dahua berpikir bahwa Lu Sheng tidak akan membuka mulut lagi, ia mulai terdengar suara gadis itu dengan ringan mengatakan, "Mama bilang, beliau awalnya hanya sakit flu biasa saja. Tetapi kamu dan Mak Liu, kalian berdua, diam-diam memasukkan racun arsenik ke dalam obatnya."
Seketika, seolah ada bom yang meledak di otak Lu Dahua. Pikirannya pun menjadi kosong.
Dulu sekali, saat Mak He mengajak Lu Ran dan Lu Sheng kembali ke rumah ibunya untuk membantu memetik biji teratai, Lu Dahua berselingkuh. Pada saat itu, ia sempat tidak bisa menahan nafsunya dan akhirnya bermain dengan Mak Liu.
Kemudian semua berjalan seperti kata pepatah, 'Jika sudah sekali, maka akan ada yang kedua kali.'
Sifat Mak He cenderung lembut. Hal itu membuat Lu Dahua menganggapnya kurang menarik apabila dibandingkan dengan Mak Liu yang lebih terbuka.
Semakin lama Lu Dahua diam-diam menjalin hubungan dengan Mak Liu, semakin tidak suka juga ia kepada Mak He.
Lalu suatu hari, Mak Liu mendengar bahwa Mak He sakit flu. Ia pun mulai merayu Lu Dahua agar mau meracuni obat istrinya itu.
Bahkan, Mak Liu sudah menyediakan racun arsenik yang entah ia dapatkan dari mana dan menyuruh Lu Dahua untuk menambahkan sedikit demi sedikit racun arsenik itu ke dalam obat Mak He setiap harinya.
Lu Dahua terayu dan akhirnya menyetujui hal itu.
Selama ini, masalah itu memang selalu mengganjal di dalam hati Lu Dahua.
Kini, mendengar putrinya Lu Sheng mengatakan hal seperti itu dan mengingat kembali kejadian bahwa Mak Liu mengatakan kalau rumah mereka dihantui, Lu Dahua pun mulai merinding.
Lu Dahua berusaha menenangkan diri untuk beberapa saat. Kemudian, ia bertanya lagi dengan nada kecil, "Apa lagi yang dikatakan oleh Mamamu?"
"Mama bilang kalau kalian tidak menyerahkan diri sendiri, maka dia akan pulang ke rumah setiap hari, membuat onar di rumah kita hingga kalian tidak bisa tidur dengan tenang. Selain itu, dia juga akan menghirup energi Yang darimu dan Mak Liu untuk mengurangi waktu kehidupan kalian dan membiarkan kalian cepat-cepat pergi ke neraka."
Suara Lu Sheng sangat tenang, tetapi Lu Dahua merasa itu sangat mengerikan.
Tiba-tiba, angin dingin muncul, membuat Lu Dahua merinding ketakutan.
Kalau Lu Sheng tidak mengungkit masalah itu, mungkin Lu Dahua tidak akan merasa ketakutan. Namun setelah anak gadisnya itu mengatakannya, ia pun jadi merasa kalau Mak He sedang berdiri di belakangnya, sedang memerhatikannya dengan tatapan yang penuh dendam dan kebencian.
Lu Dahua menelan ludahnya dan berkata, "Itu hanya mimpi, mana ada hantu di dunia ini?"
"Mungkin." Lu Sheng tersenyum dengan ringan. Gadis itu mengalihkan pandangannya ke depan tidak mengatakan apa-apa lagi.
Namun, Lu Dahua merasa tidak nyaman. Semakin memikirkan apa yang dikatakan oleh Lu Sheng, ia merasa punggungnya semakin dingin.
Lu Sheng melihat Lu Dahua yang sudah goyah, ia pun semakin tidak mau menghiraukannya. Bagaimanapun, kesengsaraan yang paling mengerikan adalah sesuatu yang dibuat oleh diri sendiri.
Lu Sheng mengatakan hal yang pernah dilakukan Lu Dahua dengan tepat. Semalam, rumah telah dihantui. Ditambah lagi, kata-kata Pendeta Tao dan penyihir itu cukup meyakinkan.
Lu Sheng yakin, Lu Dahua mungkin hanya bisa kuat menyembunyikan kebenaran selama dua hari saja.
"Shengsheng, mungkin kamu bisa ganti baju dengan yang baru, aku membawamu pergi ke rumah keluarga Chu?"
Lu Dahua berpikir, tidak ada masalah yang tidak bisa ditangani dengan lima ratus tael.