"Apa kamu tidak merasa kalau hal ini sedikit aneh?" Chu Sihan bertanya kepada Chu Yun.
Muncul banyak hal di pikiran Chu Sihan tentang kejadian itu.
Setau Chu Sihan, Mak He sudah meninggal enam sampai tujuh tahun. Selama itu, tidak pernah ada orang yang mengungkit alasan kematiannya.
Selain itu, bertahun-tahun telah berlalu dan Mak Liu serta Lu Dahua sepertinya tidak pernah memiliki niat untuk menyerahkan diri. Kenapa begitu Lu Sheng yang sebelumnya menghilang secara misterius kembali, ayahnya itu tiba-tiba mau menyerahkan diri?
Pertama, Lu Ning mengatakan bahwa Mak Liu telah membunuh Lu Sheng. Kedua, Lu Dahua tiba-tiba menyerahkan diri. Chu Sihan merasa sepertinya ada yang aneh dengan hal itu.
"Aneh?" Chu Yun tidak mengerti, ia menggosok kepalanya dengan tangan sambil bertanya, "Tuan merasa hal itu aneh dari mananya?"
Chu Sihan mengerutkan alisnya, dengan nada rendah ia berkata, "Apa kamu masih ingat saat semalam kita ke rumah kepala desa? Apa yang dikatakan kepala desa itu?"
"Apa yang dikatakan kepala desa?" Chu Yun mengerutkan alisnya dan mulai berpikir, kemudian menggelengkan kepalanya, "Hmm, perkataan kepala desa yang mana yang Tuan maksud?"
Saat Chu Sihan dan Chu Yun mengunjungi rumah kepala desa, ia mengatakan banyak hal.
'Mana mungkin aku bisa ingat semua?' pikir Chu Yun.
"Kepala desa mengatakan, saat rumah keluarga Lu dihantui, keesokan harinya Lu Ning langsung mengatakan kebenaran tentang Lu Sheng di depan semua penduduk yang ada di sana."
"Lalu tadi kamu bilang bahwa rumah keluarga Lu sekali lagi dihantui. Dan kali ini, Lu Dahua yang menyerahkan diri. Semua hal ini terjadi setelah Nona Lu yang menghilang itu kembali ke rumah."
Chu Sihan menghentikan penjelasannya di sana.
Chu Yun tertegun sejenak, kemudian ia pun menyadari inti penjelasan Chu Sihan, "Yang ingin Tuan katakan adalah semua ini ada kaitannya dengan Nona Lu?"
"Aku rasa begitu. Nona Lu itu tidak semudah yang kita lihat."
Chu Sihan berdiri dan berjalan menuju jendela. Ia menekan bibirnya, tatapan yang dingin menatap ke arah pohon melur. Sepertinya, ada yang sedang terjun ke dalam pikirannya.
'Gadis takdir' Chu Sihan itu, baik sifat maupun tingkah laku, semuanya tidak sesuai dengan yang telah dideskripsikan oleh kepala desa.
"Bukankah dia hanya seorang gadis kampung biasa? Memangnya dia kenapa?" Chu Yun merasa tuannya itu berpikir terlalu banyak.
Walaupun memang sifat Lu Sheng berbeda dengan yang dideskripsikan oleh kepala desa, tapi itu tidak merubah fakta bahwa dirinya adalah hanyalah gadis desa. Memangnya ada yang lain?
Chu Sihan tidak menjawab pertanyaan Chu Yun. Sebaliknya, justru muncul sebuah niat di dalam dirinya. Ia ingin bertemu dengan Lu Sheng, gadis yang telah dipilih oleh peramal kerajaan untuk menjadi takdirnya.
Namun saat ini, yang paling penting adalah menginterogasi kasus pembunuhan yang menewaskan satu keluarga di desa Huangyang.
Chu Sihan menolehkan kepalanya, ingin membahas kasus pembunuhan satu keluarga itu dengan Chu Yun. Namun pada saat itu, seorang pelayan masuk dan dengan hormat ia berkata, "Tuan, Tuan Besar dan Nyonya mengatakan bahwa ada tamu penting datang berkunjung, mereka ingin Anda menemuinya di halaman depan."
"Siapa?" Chu Sihan bertanya.
Pelayan itu menjawab, "Nona Shangguan."
Mendengar jawaban itu, Chu Sihan pun mengerutkan alisnya.
Pada malam sebelumnya, Shangguan Ling'er juga datang ke rumah. Namun, mereka tidak bertemu.
Pasalnya, setelah pulang dari desa Liuyue, Chu Sihan segera pergi ke kantor instansi pemerintah untuk membahas kasus pembunuhan satu keluarga di desa Huangyang dengan hakim Shangguan. Ia pun baru pulang ke rumah di sore hari.
Chu Sihan berbicara dengan nada dingin, "Pergi ke Nyonya dan Tuan Besar, katakan kepada mereka kalau aku sudah capek dan bersiap untuk tidur."
"Baik!"
Chu Yun berdiri di samping Chu Sihan dan mendengarkan percakapan itu, tetapi ia tidak mengatakan apa pun.
Shangguan Ling'er adalah putri dari hakim Shangguan. Di desa Huangyang, bisa dikatakan bahwa ia merupakan gadis yang paling cantik dan juga cerdas.
Selain itu, hubungan persahabatan keluarga Shangguan dan keluarga Chu membuat Shangguan Ling'er dan Chu Sihan akrab. Meskipun kedua keluarga tidak pernah membahasnya, tetapi diam-diam mereka sudah memberikan restu apabila anak-anaknya ingin menikah.
Namun, Chu Yun merasa bahwa Chu Sihan tidak memiliki perasaan yang lebih terhadap Shangguan Ling'er.
Walau begitu, Chu Yun sebenarnya tidak heran. Tuannya itu sudah pergi merantau ke kota Jing setelah beranjak remaja. Dan di kota Jing, pasti ada banyak sekali gadis seperti Shangguan Ling'er.
Gadis seperti Shangguan Ling'er mungkin memang langka atau jarang ditemui di kota Huangyang. Namun jika berada di kota Jing, ia sungguh tidak ada apa-apanya.
Maka dari itu, jika Cu Sihan tidak tertarik dengan Shangguan Ling'er, Chu Yun pun tidak heran.
"Tuan, hari ini Anda tidak ke kantor?" Chu Yun bertanya.
"Tidak, kamu siapkan dua set pakaian hitam saja. Malam ini kita pergi jalan-jalan."
Menurut kata-kata hakim Shangguan, pada malam sebelumnya di pasar Nan muncul seseorang yang mencurigakan. Namun ketika para pengawal mengejarnya, mereka telah kehilangan jejak orang itu.
Malam ini, Chu Sihan ingin ke pasar Nan dan mencoba keberuntungannya. Ia ingin melihat apakah dirinya bisa bertemu dengan sosok misterius itu.