Chereads / UPIK ABU DAN PANGERAN TAMPAN / Chapter 4 - Penampilan Baru

Chapter 4 - Penampilan Baru

Hari-hari Ara kembali seperti dulu, sebelum dia menjadi tunangan dari seorang pria dingin dan juga arogan Jie Rui.

Dena dengan sabar mengikutkan Ara setiap ada lomba dance di kampus atau di tempat lain. Dena ingin melihat Ara sukses dengan impiannya.

Seperti hari ini, Dena sedang sibuk mendandani Ara untuk pertunjukan Ara di seleksi kampus mereka. Ara yang cupu sekarang berubah menjadi Ara yang super cantik dan seksi..

Dena berhasil melakukan make over pada Ara sehingga sahabatnya itu bisa tampil beda dari biasanya.

Semua mata menatap Ara terkejut. Semuanya tidak pernah melihat Ara secantik ini. Tatanan rambut yang berubah dan juga pakaian Ara yang biasanya biasa saja sekarang lebih terlihat berani dan seksi.

"Den, apa ada yang salah dengan pakaianku? Kenapa anak-anak melihat aku seperti itu?" Tanya Ara tidak percaya diri.

"Tenang... mereka hanya terpana melihat kamu yang sekarang. Ayo cepat! Kita harus segera masuk ruang audisi, kamu tidak mau terlambat bukan?"

Ara mengangguk. Beruntung ada Dena yang membantunya, setidaknya dia tidak kehilangan arah setelah meninggalkan Jie Rui dan pengaruh keluarganya.

Setelah beberapa saat kepergiannya dari apartemen Jie Rui, Ara melihat pria itu biasa saja. Ada rasa kecewa di dalam hatinya karena Jie Rui tidak menghiraukannya tapi Ara berusaha sekuat tenaga agar Dena tidak melihat kesedihannya.

Setiap hari yang dilakukan Ara hanya berlatih dan kuliah, dia masih cukup beruntung karena pria itu tidak mengatakan kepada kedua orang tuanya jika Ara memutuskan untuk pergi dari apartrmen sehingga dia masih bisa kuliah dengan aman tanpa memikirkan biaya.

"Bagaimana? Kamu siap?" Tanya Dena saat mereka berdua sudah di depan pintu audisi.

Ara memegang kedua tangan Dena untuk menenangkan jantungnya yang berdetak cepat. Ini adalah pertama kalinya dia memberanikan diri untuk ikut audisi.

"Aku siap!"

Dena tersenyum. Sahabatnya ini memiliki talenta yang luar biasa dan selama ini disembunyikan dan Dena sama sekali tidak terima jika Ara menyembunyikan semua bakatnya hanya untuk menjaga nama baik keluarga tunangannya.

"Aku tunggu di luar. Kamu pasti bisa!"

Ara mengangguk mantap. Dia mengambil nafas dalam lalu mengeluarkannya perlahan.

Tekad Ara sudah besar. Dia ingin menunjukkan kepada semua orang kalau dia bisa mandiri.

Ara melangkah masuk ke dalam ruang audisi. Matanya langsung disuguhkan pemandangan yang membuat mentalnya turun mendadak.

Peserta audisi ini sangat banyak dan juga terlihat modis. Ara melihat penampilannya sendiri dan dengan tekad kuat dia mulai melangkah maju.

"Aku pasti bisa! Jangan takut! Semua yang ada di sini sama saja." Ucap Ara dalam hatinya.

Penampilan satu persatu peserta membuat Ara merasa minder, Ara berusaha mempelajari gerakan demi gerakan peserta lainnya agar dia bisa membuat inovasi gerakannya.

Setelah beberapa saat giliran Ara yang maju. Dengan gugup Ara melangkahkan kakinya ke depan, semua mata tertuju ke arah Ara yang terlihat cantik dengan penampilannya.

Semua peserta tidak ada yang mengetahui jika itu Ara, tapi setelah nama Ara disebutkan semua mata terpana.

Penampilan Ara yang berubah membuat semua mata menatap kagum ke arah Ara apalagi fitambah gerakan dance Ara yang cukup profesional membuat tepuk tangan twrdengar meriah setelah Ara selesai melakukan semua gerakannya.

Ara tidak menyangka jika tepuk tangan yang meriah ini diperuntukkan untuk dirinya tapi tidak ada lagi orang yang berdiri di depan selain Ara yang baru saja selesai menari dengan nafas masih berkejaran.

PROK! PROK!! PROK!!!

"Hebat sekali, Ara! Kemana saja kamu? Kenapa kamu baru muncul sekarang?" Tanya Kakak kelas Ara sambil berdiri memberikan penghargaan kepada Ara. Kaka kelas pria yang Ara kenal dengan Wang Zeming, salah satu pria yang menjadi idola selain Jie Rui.

"Terima kasih, Kak."

Ara membungkukkan badannya memberikan penghormatan kepada seniornya dan enggan memperpanjang obrolan mereka.

Ara tahu siapa Wang Zeming, pria itu adalah salah satu sahabat Jie Rui sehingga Ara tidak mau berbincang cukup lama dengan Wang Zeming karena Ara tidak mau orang-orang dalam lingkup Jie Rui ada di sekitarnya.

"Ara! Bisa aku minta nomor ponsel kamu?" Tanya Wang Zeming saat Ara berjalan meninggalkan pentas membuat Ara membalikkan badan melihat ke arah Wang Zeming dengan kening berkerut.

"Aku tertarik dengan gerakan kamu yang lincah. Siapa tahu nanti ada lomba lagi, agar aku lebih mudah memberi informasi kepada kamu." Lanjut Wang Zeming menjelaskan.

"Maaf Kak, tadi Ara buru-buru jadi tidak membawa ponsel. Lain kali bagaimana?"

"Oke kalau begitu, sampai jumpa nanti!"

Ara berbalik dan menghembuskan nafas lega. Ara sengaja berbohong karena Ara tidka mau bertemu lagi dengan Wang Zeming.

Melihat pria itu duduk di salah satu kursi sebagai juri membuat Ara sudah menyesal mengikuti kompetisi ini. Ara tidak tahu jika salah satu sahabat Jie Rui juga ada di sini.

"Benar-benar sial aku hari ini. Maunya menjauh dari pria dingin itu tapi kenapa malah masuk ke lingkup dunianya? Semoga namaku tidak ada dan aku gagal ikut audisi." Doa Ara dalam hatinya.

Ara berusaha menyelinap keluar dari ruangan itu sebelum nama seseorang yanh dia hindari selama beberapa minggu setelah dia pindah terdengar di telinganya.

"Jie Rui! Sini!"

Ara menoleh ke arah Wang Zeming yang memanggil Jie Rui dan tanpa sengaja mata Ara berpas-pasan dengan mata Jie Rui.

Pri itu menatap tajam ke arah Ara dan tatapan itu seeprti memiliki kekuatan sihir sehingga Ara membeku dan sama sekali tidak bisa bergerak.

"Jie Rui! Cepat sini! Ada yang mencari kamu!"

Lagi dan lagi teriakan Wang Zeming dan kali ini Ara cukup bersyukur mendengar terikan Wang Zeming karena teriakan pria itu membuat organ geraknya berfungsi kembali.

Jie Rui melewati Ara tanpa sepatah katapun tapi aura dongin dari pria itu masih berepngaruh pada Ara membuat tubuh Ara terasa membeku.

"Sial! Kenapa harus ke sini sih? Aku benar-benar harus pergi dari sini. Tidak baik berada di sini terlalu lama untuk jantungku. Matanya terlihat seakan fia ingin mebunuhku di tempat." Gumam Ara sambil begidik membayangkan mata Jie Rui menatapnya.

Dengan cekatan Ara membereskan peralatannya dan memasukkannya ke dalam tas. Dia berharap gagal untuk audisi kali ini.

Ara tidak sanggup jika harus bertemu kembali dengan Jie Rui karena alasannya pergi adalah untuk melupakan Jie Rui dan mengobati hatinya yang terluka karena sikap pria itu.

Ara melihat ke sekelilingnya dan semua peserta masih duduk dengan rapi di tempat mereka membuat Ara lebih mudah untuk keluar.

"Ara! Bagaimana audisinya? Sudah selesai?" Tanya Dena saat melihat Ara keluar dari ruang audisi.

"Shuuttt... Jangan keras-keras, sebentar llagi aku ceritakan."