Pelangi merasakan sekujur tubuhnya dingin seperti es, tubuhnya bergetar, merasakan kedinginan yang teramat, seperti sedang berada di gurun es. Ia menggigil di kamarnya sendiri. Begitu sepi, tak ada seorangpun yang menemaninya dalam situasi seperti ini.
"Ma, Ela butuh Mama." ucap Pelangi dengan suara yang bergetar, begitu lemah. Ia membayangkan Aranya merawatnya saat sakit.
"Kenapa saat Ela sakit gak ada yang temeni Ela ma? Ela kedinginan Ma. Mama kapan pulang?" ucapnya kembali, seperti ia melihat Aranya saat ini ada bersamanya
Tenggorokannya begitu terasa kering, ingin minum, tapi tak ada air di dekatnya. Pelangi mencoba berjalan, mengambil air ke dapur. Tapi, tubuhnya begitu lemah, pandangannya berkunang - kunang. Ia kembali duduk, setelahnya merebahkan diri di kasur. Di urungkan niatnya untuk mengambil air.
"Ya Allah, begitu sakit terasa di seluruh tubuhku." batinnya. Pelangi terdiam dan bayangan saat ia bersama Saka tadi memenuhi pikirannya.