Hari ini Dennis memiliki janji dengan pemilik Toko kue yang menjadi langganan omanya. Namun kedekatan yang terus terjalin selama setahun belakangan ini membuat Dennis memiliki rasa pada Lea. Semula rasa itu tidak pernah ada, Dennis bahkan melakukan pendekatannya hanya demi keinginan omanya yang selalu memesan kue.
"Siang Lea," sapa Dennis yang kini sudah berada di dapur toko Lea.
"Astaga Dennis.., lo ngageti gue, tau." protes Lea kaget, sehingga hiasan pada kuenya berantakan, membuat Dennis tersenyum jahil.
"Liat nih, kue gue..," wajah Lea sudah manyun, terlihat sedih dengan hasil kue yang sebentar lagi akan di jemput oleh pemesannya.
"Dih.., apaan? masih juga bisa di benerin kali Le,"
"Susah.., lo gak tau sih. Gimana susahnya ngehias kue, hiks..,hiks..,"
"Mulai deh dramanya..,"
"Bukan drama Dennis, tapi orangnya bentar lagi datang..,"
"Sini gue bantuin, gimana?"
"Gak gak. Yang ada kue gue makin ancur berantakan Dennis-Dennis, lo tuh ya?"
"Trus gimana dong?"