Pada saat Feri keluar dan menemui orang yang mencetak undangan itu pun Sinta tetap berdiam diri di dalam mobil, dan tiba-tiba cinta menangis.
"Kenapa aku menangis lagi ya padahal aku sudah mencoba untuk ikhlas dan mencoba untuk menerima kalau aku akan menikah dengan Feri, tapi tetap saja aku tidak bisa menerimanya aku sudah mencoba tapi tetap saja aku masih sedih," gumam Sinta dengan pelan.
Tidak lama kemudian Feri pun datang menghampiri Sinta yang berada di mobil itu, sudah aku bilang sama tukang cetak undangannya dan mungkin bisa diambil besok," ucap Feri kepada Sinta.
"Ya sudah kalau begitu kita langsung pulang saja ya aku capek ingin beristirahat dari tadi belum istirahat," ucap Sinta kepada Feri.
"Jangan langsung pulang lah kita makan dulu, kita jangan langsung mau pulang dulu kita berbicara dari hati ke hati supaya kamu tidak marah dengan aku dan menerima apa adanya aku," ucap Feri kepada Sinta.
Sinta menatap Feri dengan tajam seolah-olah dia tidak suka akan perkataan yang diucapkan oleh Feri itu, Sinta tidak mengucapkan apapun dan Feri pun mengajak Sinta ke tempat biasa Feri makan bersama teman-temannya.
Setibanya di tempat makan itu tiba-tiba ada seorang wanita yang menyapa Feri dengan lembut.
"Feri di sini juga ya tumben aku bertemu denganmu biasanya kamu orang yang paling sibuk ya, kamu dengan siapa di sini?" tanya wanita itu kepada Feri.
"Hehehe iya nggak sengaja ya kita ketemu di sini udah lama banget aku nggak ketemu sama kamu, ooh iya aku di sini bersama Sinta," ucap Feri kepada wanita itu.
"Aku boleh gabung enggak makan bersama kalian? aku juga rindu sudah lama tidak ketemu sama kamu Feri jadi pengen makan bareng dan ngobrol banyak sama kamu deh hehe, " ujar wanita itu.
"Ya silakan gabung saja Enggak apa-apa kok yang penting kan makan ya karena aku lapar juga Sinta juga lagi lapar," ucap Feri.
Wanita itu pun duduk di samping Feri sedangkan Sinta duduk agak berjauhan dari Feri ketika mereka berbicara sambil menunggu pesanan tiba-tiba Sinta kaget ketika wanita itu berbicara kepada Feri.
"Kamu tahu nggak sih aku rindu banget sama kamu sudah lama tidak ketemu dan kamu tahu nggak Ibu aku menanyakan kamu terus loh, katanya kenapa si Feri sudah tidak pernah datang ke rumah lagi dan mungkin orang tua aku rindu juga sih sama kamu hehe," ucap wanita itu.
Sinta pun kaget ketika mendengar perkataan wanita itu siapakah wanita itu? pertanyaan itu yang muncul di pikiran Sinta.
"Mbak siapa ya kok bilang-bilang rindu sama Feri dan orang tua mbak juga rindu sama Feri memangnya kenapa kok bisa sampai segitunya sih?" tanya Sinta kepada wanita itu.
"Oh iya dari tadi kita belum kenalan ya maaf ya Dari tadi aku udah nyerocos aja tapi malah lupa kalau belum kenalan sama kamu," ucap wanita itu kepada Sinta.
"Oh iya tidak apa-apa," ucap Sinta.
"Jadi namaku Tasya Aku sudah lama kenal dengan Feri sudah lama dan aku juga pernah pacaran loh sama Feri waktu dulu dan kita pacaran lama
banget kalau nggak salah 3 tahun gitu, terus kedua orang tua aku juga sudah saling merestui, tapi memang takdir berkata lain," ucap Tasya kepada Sinta.
"Ooh jadi mantan Feri ya tapi mantan bicaranya gak sopan ya, terus sekarang masih rindu sama Feri? apa memang masih suka dan masih sayang sama Feri? kalau memang masih silakan diambil saja," ucap Sinta.
"kamu bisa-bisanya berbicara seperti itu ya Sinta yang aku lihat kamu lugu tapi cara berbicara mu sangat di sayangkan kalau memang iya aku masi sayang dan cinta sama Feri memang masalah apa sama kamu? nggak ada kan haha tanya saja sama Feri pasti dia masih mencintai aku tidak ada wanita lain yang ada di hatinya," ucap Tasya kepada Sinta.
"Kamu bilang tidak ada masalah dengan aku, ya jelas ada lah kamu belum tahu kan aku siapanya Feri jadi tolong jaga sikap kamu dan cara bicara kamu jangan bicara rindu sama calon suami orang ," ucap Sinta kepada Tasya.
Feri pun sontak kaget ketika mendengar perkataan dari Sinta yang menganggap dirinya adalah calon suami dari Feri padahal sebelumnya Sinta sama sekali tidak mau di akui kalau dia mau menikah dengan Feri.
"Oh jadi kamu yang mau menikah sama Feri terus aku harus kaget gitu? terus aku harus menjauh dari Feri hahaha ya enggak mungkinlah, aku kenal Feri jauh lebih lama daripada kamu kamu yang hanyalah orang yang dipaksa nikah kan sama Feri Dan asal kamu tahu Feri hanya mencintaiku dan menyayangiku bukan dirimu haha," ucap Tasya kepada Sinta.
"Terserah apa yang kamu katakan kepadaku ya memang benar aku dipaksa menikah dengan Feri, tapi apa aku tidak ada hak untuk marah sama wanita yang menggoda Feri? kamu dengar orang punya masa lalu masa lalu tuh harus ditinggal karena Feri akan punya masa depan denganku, apakah kurang puas dengan jawaban ku wanita cantik?" ucap Sinta kepada Tasya.
"Jangan merasa menang dulu Sinta aku disini menyayangi dan mencintai calon suamimu jadi kamu tidak perlu merasa kamu tuh dipaksa dan kalau memang kamu tidak mau menikah dengan Feri, aku pun bisa kok dengan Feri karena aku dan dia dari dlu sudah saling mencintai," ucap Tasya kepada Sinta.
Feri pun terdiam mendengarkan perkataan dari Sinta dan Tasya.
"Kenapa sih kalian aku jadi bingung sama kalian berdua kan kita disini hanya mau makan dan aku bertemu kamu Tasya tidak sengaja, dari tadi aku mempersiapkan semua pernikahan aku yang diperlukan di pernikahan itu dengan Sinta dan kita ke sini untuk makan dan tiba-tiba aku bertemu dengan kamu tapi jangan memulai masalah," ucap Feri kepada mereka berdua.
"Aku tidak membuat masalah atau aku tidak membuat kerusuhan tetapi calon istrimu ini yang terlalu baper dengan perkataan aku bilang rindu sama kamu," ucap Tasya kepada Feri itu.
Tidak ada yang mau di salahkam sedangkan tadi Sinta itu hanya bertanya sebenarnya kamu itu siapa? Kenapa sampai berani bilang seperti itu dengan aku ya wajar sih kalau Sinta bilang sepeeti itu dengan kamu," ucap Feri.
"Ehh Feri kok kamu jadi belain dia sih mentang-mentang dia calon istri kamu gitu, padahal kamu kan sayang banget sama aku, tapi kok jadi kayak begini kamu belain dia daripada aku, aku tetap gak di belain ya," ucap Tasya kepada Feri.
"Aku disini bukan belain siapa-siapa di sini aku hanya memberitahu kalau aku di sini sama Sinta mau menikah dan kamu tiba-tiba datang aku kira kamu datang dengan cara baik-baik tetapi kamu berbicara seperti orang yang tidak mempunyai moral, kamu tahu kan aku mau menikah sama Sinta tapi kenapa kamu berbicara tentang rindu tentang masa lalu di depan Sinta? aku tahu Sinta terpaksa menikah dengan aku, tapi setidaknya aku tidak mengecewakan dia yang tidak melukai hatinya," ucap Feri kepada.
Tasya ketika Feri berbicara seperti Tasya pun marah kepada Sinta dan meninggalkan tempat makan itu.
"awku bosan kalau kamu berbicara tentang dia sudah kamu dulu sangat mencintai aku sangat menyayangi aku, tapi sekarang semuanya serba Sinta, serba Sinta," ucap Tasya.
Tasya pergi meninggalkan tempat itu dengan amarah yang meledak-ledak.
"Kenapa kamu tidak kejar dia sedangkan dia adalah mantan pacar kamu yang kamu cintai dan kamu sayangi, untuk apa kamu bertahan di sini cepat kejar," ucap Sinta kepada Feri.
"Untuk apa aku mengejar masa lalu aku sedangkan di depan aku ada masa depan aku yang sedikit lagi aku akan menikahinya," ucap Feri kepada Sinta tidak perlu berbicara seperti itu kepadaku kalau memang kamu masih mencintai dan menyayangi Tasya.
"Kejarlah !! aku akan mendukung," ucap Sinta kepada Feri, Feri pun menatap Sinta dengan tatapan yang sangat penuh harapan, jangan berbicara seperti itu kepada dirinya.
Bersambung