Chereads / Ciuman Hangat Bos Arogan / Chapter 10 - Dasar Player!

Chapter 10 - Dasar Player!

"Brengsek!" umpat Angel setelah berhasil mendorong Ryan menjauhi dirinya lalu mendaratkan sebuah tamparan di wajah pria itu. Jantungnya seakan akan meledak dalam kobaran api amarah yang semakin membakarnya. Wanita itu tak menduga jika pria di depannya itu benar-benar bersikap tak senonoh padanya.

Dalam ekspresi terkejut dan juga tak percaya, Ryan menatap dingin wanita yang sudah dibayarnya itu. Bagaimana bisa seorang wanita bayaran berani melemparkan pukulan padanya? Rasanya seperti sebuah penghinaan terbesar di dalam dirinya.

"Apa-apaan kamu, Angel?" protes Ryan sembari memegangi wajahnya yang memerah karena tamparan keras dari seorang wanita yang sudah dibayarnya.

"Anda yang apa-apaan, Mr. Ryan. Dalam perjanjian tertulis jelas ... tidak ada kontak fisik tanpa persetujuanku!" tegas wanita yang tampak tak terima dengan kelancangan Ryan karena telah menciumnya.

Rasanya terlalu sulit untuk dipercaya oleh Ryan Fernandez. Bagaimana seorang pria membayar mahal wanita bayaran namun tak bisa menyentuhnya? Seketika itu juga, ia merasa menjadi seorang yang begitu bodoh karena tak membaca setiap pasal dalam surat perjanjian itu. Harga dirinya telah hancur di hadapan seorang wanita yang sama sekali tak sebanding dengan dirinya.

"Lalu ... untuk apa pria-pria itu membayar mahal dirimu?" Dengan berat hati, Ryan terpaksa menanyakan pertanyaan bodoh itu untuk memuaskan rasa penasaran di dalam dirinya.

"Sepertinya Anda telah salah paham terhadapku. Sayangnya ... saya bukan seorang wanita murahan seperti banyak wanita yang Anda sewa untuk menghangatkan ranjang Anda." Sedikit banyak, Angel sudah mengetahui latar belakang dari sosok pria tampan dan begitu rupawan yang sangat populer di gemerlapnya dunia malam.

Suasana menjadi sangat canggung dan terasa begitu menegangkan. Ryan tak pernah tahu jika Angel hanya menyewakan jasa untuk menemani kliennya saja tanpa melakukan kontak fisik yang berlebihan.

Pria itu bangkit dan berdiri tepat di hadapan Angel, memandangnya dalam berbagai perasaan yang sulit untuk dikendalikan. Rasanya, Ryan masih saja tak terima atas penolakan dari wanita itu.

"Aku akan membayarmu lebih mahal jika kamu mau memuaskan aku malam ini ... kalau kamu mau, siang ini juga tak apa." Tak kenal menyerah, Ryan masih saja berusaha untuk mencicipi tubuh sexy dari wanita yang sudah sangat menggodanya sejak pertemuan mereka.

"Maaf, Mr. Ryan yang terhormat. Saya tidak berminat untuk menjual diri saya dengan cara itu. Jika Anda meminta saya untuk menjadi kekasih bayaran, mungkin saya masih bisa menerimanya. Namun bukan untuk melakukan sebuah hubungan seperti yang Anda sebutkan itu." Angel mencoba menjelaskan segala jasa yang selama ini ditawarkannya pada beberapa kliennya.

"Jika Anda merasa dirugikan karena kesalahpahaman ini, saya akan mengembalikan seluruh uang Anda tanpa berkurang sepeser pun." Seakan tanpa beban ataupun perasaan bersalah, Angel tak tanggung-tanggung akan mengembalikan uang yang telah dibayarkan oleh Ryan. Dia tak ingin berhutang apapun pada siapapun.

Tak ada yang ingin dikatakan oleh Ryan. Kesalahpahaman di antara mereka, telah membuat pria itu berpikir jika Angel seperti wanita bayaran pada umumnya. Dan semua yang dipikirkannya telah salah besar.

"Tak perlu! Anggap saja itu bayaranmu karena aku sudah berlaku kurang ajar dengan mencium kamu tanpa ijin." Bagi Ryan ... uang itu tak ada artinya. Namun harga diri di dalam dirinya, telah terkoyak atas beberapa kalimat yang dilontarkan oleh wanita itu.

Setelah berpikir sebentar dan menenangkan diri, Ryan pun bangkit lalu berjalan ke arah pintu dari mansion milik keluarganya itu. Dia berpikir untuk segera meninggalkan sebuah tempat di mana dirinya merasa sangat dipermalukan.

"Ayo kita kembali, aku akan mengantarmu kembali di sebuah titik di mana kita berangkat," ucap Ryan dalam wajah murung yang tampak begitu menyedihkan. Hanya rasa malu dan juga hinaan yang dirasakan oleh pria itu.

"Karena Anda sudah menandatangani perjanjian itu dan juga sudah melakukan seluruh pembayaran, saya akan menemani Anda sesuai dengan isi surat perjanjian. Dan itu berakhir setelah makan malam." Angel kembali menjelaskan hal itu pada Ryan. Dia tak mau mengambil untung dari kesalahpahaman itu.

Benar-benar sangat membingungkan bagi Ryan. Dia menilai jika harga diri Angel terlalu tinggi. Wanita itu sama sekali tak berniat untuk mengambil keuntungan di luar isi kontrak perjanjian itu.

"Apa yang bisa kita lakukan sekarang? Oh ya ... panggil aku 'Ryan' saja. Tanpa embel-embel apapun di depannya." Ryan sendiri juga terlalu bingung untuk mencari kesibukan di antara mereka.

"Anda bisa menceritakan apapun kepada saya. Menurut banyak orang, saya adalah pendengar yang baik." Angel lalu tersenyum mendengar perkataannya sendiri. Dia baru sadar jika dirinya telah memuji diri sendiri. Hal itu sungguh sangat memalukan baginya.

"Jika kamu terus berbicara sangat formal, lebih baik kita kembali sekarang," ancam Ryan pada sosok wanita yang tak pernah ingin berhutang pada siapapun.

Merasa terpojok dan tak memiliki jalan untuk mundur, Angel pun harus menerima permintaan khusus dari kliennya itu. Setidaknya hal itu sama sekali tak terlalu berat baginya.

"Baiklah, Ryan. Sepertinya, ancaman itu cukup berhasil untuk memaksaku," sahut Angel dalam wajah yang memperlihatkan sebuah senyuman yang tertahan di bibirnya.

Akhirnya ... pria tampan itu bisa tersenyum penuh kelegaan. Kecanggungan di antara mereka berangsur menghilang tak bersisa. Mereka memilih duduk di pinggir kolam renang mansion mewah itu.

"Apa kamu membawa baju renang, Angel?" tanya Ryan pada sosok wanita yang tampak sangat menikmati suasana yang cukup menyenangkan dan juga menenangkan.

"Kamu mengatakan akan meeting di sebuah hotel, bagaimana aku bisa meeting dengan baju renang saja?" celetuk Angel dengan suara tawa kecil di bibirnya. "Khusus hari ini, aku akan bersikap sebaik mungkin padamu, Ryan. Namun hal itu tak berlaku untuk lain kali. Aku sangat mengutamakan kepuasan klienku." Tanpa Angel menjelaskan hal itu, Ryan tentunya sudah sangat paham dengan perkataannya itu.

Tanpa disadari oleh Angel, Ryan sudah menanggalkan pakaiannya lalu masuk ke dalam kolam renang. Wanita itu cukup terkejut menyaksikan sebuah pemandangan yang cukup menggoda yang disajikan oleh Ryan.

Sebuah tubuh atletis yang tampak sangat kekar dan juga begitu kuat terpampang di depan mata Angel. Dengan susah payah wanita itu menelan salivanya karena cukup tergoda oleh tubuh sang klien.

"Jangan hanya menatapku, Angel. Lepaskan dress yang kamu pakai dan berenang lah bersamaku. Bukankah kamu memakai pakaian dalam? Atau jangan-jangan kamu .... " Pria itu sengaja memprovokasi Angel. Dia bisa melihat jika Angel cukup tergoda dengan tubuhnya. Padahal jelas-jelas, Ryan tak benar-benar telanjang di hadapan wanita itu. Dia masih memakai celana dalam untuk menutupi sesuatu yang sangat menarik perhatian wanita itu.

"Dasar, Player! Berani-beraninya menggodaku!" kesal Angel karena merasa tertantang atas ucapan Ryan.