Angel tentunya merasa tertantang dengan ajakan Ryan yang seakan sengaja meremehkannya. Ia pun memandang sekeliling untuk memastikan tak ada orang lain selain mereka berdua.
Dirasanya cukup aman, Angel pun melepaskan dress yang dipakainya lalu masuk ke dalam kolam renang di mana pria tampan itu berada. Sebuah senyuman penuh kemenangan tercetak sangat jelas di wajahnya.
"Jangan pikir aku akan takut dengan tantangan mu, Ryan! Berhubung kamu sudah menyewa jasaku hari ini ... sepertinya tak ada salahnya menuruti keinginanmu." Begitulah perkataan dingin Angel pada sosok pria tampan yang sudah menatap dirinya bak sebuah mangsa.
Angel tak mungkin menolak permintaan Ryan hari itu. Selama permintaan itu tak bertentangan dengan prinsipnya, ia tak mungkin akan menolaknya.
Tak ingin dikalahkan oleh seorang wanita begitu mudah, Ryan mengerahkan segala kemampuan dan juga kekuatannya untuk menyusul Angel yang
Kedua anak manusia itu sama-sama masuk di dalam dinginnya air kolam renang di mansion itu. Tak ada kecanggungan di antara mereka, hanya tatapan aneh yang begitu sulit untuk diartikan.
"Apakah kita berdua akan berjauh-jauhan seperti ini?" sindir Ryan karena merasa tak nyaman dengan jarak di antara mereka.
Perempuan itu masih berdiri di tepian kolam renang dan tampak ragu untuk mendekati kliennya. Sedangkan Ryan tampak sudah sangat tak sabar untuk melihat tubuh Angel yang terlihat sangat sexy.
"Kalau cuma berenang saja, tak perlu berdekatan 'kan? sanggah Angel karena sedikit cemas jika pria itu akan melakukan hal yang melebihi batasan. Seperti saat tadi masih di dalam bangunan mewah itu, secara mengejutkan ... Ryan langsung menciumnya tanpa ijin.
Melihat kegelisahan dan juga kecemasan dari perempuan itu ... Ryan seakan langsung bisa menangkap kegelisahan Angel. Dia bisa memaklumi jika wanita itu sedikit takut jika dirinya akan melakukan hal tak senonoh lagi.
"Tenang saja, Angel! Aku tak akan menyentuhmu jika kamu tak menginginkannya," ucap Ryan berusaha untuk menyakinkan sosok wanita yang terlihat semakin cantik dan juga menggoda setelah masuk ke dalam kolam renang bersamanya.
"Aku pegang janjimu, Ryan." Angel merasa bisa sedikit bernafas lega, tanpa ragu ia pun mendekati seorang pria yang cukup tampan dan menawan baginya. Walaupun begitu, ia tentu sadar diri ... Ryan hanyalah seorang klien baginya. Setelah hari itu berakhir, tak ada hubungan apapun di antara mereka berdua.
Pria itu tersenyum licik pada wanita yang terlihat lebih baik setelah ucapannya. Ryan sudah berjanji pada dirinya sendiri, ia tak akan melakukan hal apapun terhadap Angel sebelum mendapatkan persetujuannya.
"Apakah kamu merasa malu padaku, Angel?" Ryan sengaja melontarkan pertanyaan itu untuk meledek seorang wanita cantik yang tadinya begitu ragu untuk mendekatinya.
"Untuk apa aku malu, Ryan? Bukankah setiap sedang berenang, wanita biasa memakai pakaian seperti ini?" ketus Angel dalam nada tak suka atas sebuah sindiran pria itu. Jelas-jelas ... pria itu sengaja mengatakan hal itu untuk meremehkannya. Hal itu terlalu ketara tanpa disamarkan sama sekali.
Merasa telah diremehkan oleh pria itu, Angel bergerak semakin mendekat pada Ryan, memandangnya dalam tatapan tak acuh.
"Apakah begini masih kurang dekat?" tantang Angel dalam jarang yang sangat dekat hingga kedua tubuh itu hampir saja bersentuhan. Bahkan perempuan itu bisa mendengar dan juga merasakan, nafas Ryan yang semakin memburu.
"Jika kamu berhasil mengalahkan aku ... kamu boleh menyentuh aku sekali saja, Ryan." Dalam gerakan yang begitu gesit, Angel mulai mempertunjukkan kelincahannya dalam berenang. Wanita begitu lihai meluncur begitu cepat menjauhi Ryan yang masih terus saja menatapnya.
Merasa tertantang dengan ucapan wanita itu, Ryan pun tak ingin membuang waktu. Dengan segala kemampuan dan juga kekuatan yang dimilikinya, dia berusaha keras untuk menyusul Angel yang sudah bergerak duluan. Rasanya tak rela jika dirinya harus dikalahkan oleh seorang wanita.
'Tunggu aku, Angel! Aku pasti akan memgalahkanmu!' ucap Ryan di dalam hatinya. Tak semudah itu, ia akan menyerah begitu saja. Setidaknya dia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengalahkan wanita itu.
Di saat wanita itu sudah hampir sampai ke ujung kolam, tiba-tiba saja ... gerakan Angel mulai tak stabil dan melemah. Seakan ada sesuatu yang memaksanya untuk berhenti. Entah sejak kapan, Angel mulai tak seimbang dan akhirnya tenggelam di dalam kolam.
Ryan yang menyaksikan hal itu langsung panik dan bergegas menolong Angel. Dia tak peduli lagi dengan sebuah taruhan yang sedang dilakukannya bersama wanita cantik itu.
"Apa kamu baik-baik saja, Angel?" Ryan sangat panik dan langsung membawa wanita itu keluar dari kolam.
Dengan sangat hati-hati, ia membaringkan Angel yang sedang berusaha mengatur nafasnya. Untung saja, wanita itu cukup bisa menahan nafasnya selama beberapa detik saat tenggelam di dalam air.
"Terima kasih, Ryan. Mendadak kakiku kram dan aku tak bisa menggerakkannya. Dan sangat memalukannya, aku justru tenggelam setelah menantang mu," sesal Angel dalam rasa malu terhadap sosok pria yang sudah menolongnya.
Secara tak terduga, Ryan justru melakukan pijatan lembut bagian kaki yang terasa kram. Dia ingin memastikan jika Angel merasa sedikit lebih nyaman.
"Tunggu sebentar!" Ryan langsung berlari masuk ke dalam mansion dengan sangat terburu-buru. Kemudian tak berapa lama, dia membawa handuk untuk menutupi tubuh Angel lalu mengompres kaki dari seorang wanita yang pernah menolaknya itu.
"Tak perlu repot-repot, Ryan. Nanti juga akan jauh lebih baik." Angel merasa tak enak hati karena telah merepotkan pria tampan yang berstatus sebagai kliennya.
Pria itu sama sekali tak mempedulikan nada protes dari wanita itu. Ryan masih saja memijat bagian kaki yang dirasakan tegang dan juga sangat kencang sembari terus mengompresnya.
Baru kali ini seorang Ryan Fernandez memperlakukan wanita dengan penuh perasaan dan juga perhatian. Biasanya dia tak ingin direpotkan oleh wanita-wanita yang selalu menghangatkan ranjangnya. Namun dengan Angel sangatlah berbeda, ada sebuah perasaan khusus untuk telah menawan hatinya. Membuatnya ingin lebih dekat lagi pada sosok wanita yang terbaring hampir telanjang di hadapannya.
"Selama kamu bersamaku, tak boleh sedikit pun kamu terluka, Angel." Sebuah perkataan yang sangat menyentuh hati Angel. Pria itu mengatakannya dengan sangat tulus dan juga penuh perasaan.
Ada sebuah pesona yang tak mampu ditolak oleh Angel. Hal itu juga yang menyakinkan dirinya jika Ryan pasti sudah memperlakukan banyak wanita seperti dia merawatnya.
'Pantas saja banyak wanita yang tergila-gila padamu!' gerutu Angel di dalam hati. Wanita itu sama sekali tak mengenal Ryan ... namun berani menilainya dengan begitu gamblang.
"Sebagai hadiah taruhan kita hari ini .... Apa yang ingin kamu lakukan padaku, Ryan? Tentu saja aku tak akan mengingkari ucapanku sendiri," tawar Angel karena ia merasa telah kalah dari pria itu.