"Becanda becanda," kekeh Baek mengelus rambut Sinta.
"Gak usah pegang pegang!" tepis Sinta dengan nada merajuk.
"Eh marah, tapi bener itu maksudnya-"
"Gue curiga bukan berperasangka buruk sama cowok nya, tapi kalau misal iya, kita harus cari jalan supaya bongkar kebusukan si Valeno Valeno itu!" ucap Sinta memotong ucapan Baek.
"Ouh nama cowok nya Valeno?" tanya Baek angguk angguk.
"Heem, tapi gue bingung cara cari tahu dia gimana. Valeno orang nya lebih dewasa dan lebih selangkah maju dari gue, gue khawatir justru dia tahu kalau gue juga sebenarnya naruh curiga sama dia," ungkap Sinta bingung sendiri.
"Gue punya satu ide!" seru Baek menjentikan jari nya.
"Apa?" Sinta bertanya.
****
"Kamu ngapaiam nempel sama maid itu?" tanya Aleya menghampiri mereka berdua.
Suasana tiba tiba canggung dari banyak pihak, terutama Valeno yang baru sadar kalau tangan nya masih dilingkari tangan Yani. "Awas!" ucap Valeno menepis kasar tangan lentik wanita itu.
"Aku bisa jelasin Ley, ini-"