"Ti-tidak! Bukan seperti itu. Aku hanya khawatir saja, Paman akan mencarimu lagi!" jawab Nastya dengan sedikit berbohong. Ia pun tahu dari Narendra, waktu itu Paman Ringga datang ke kantornya untuk membicarakan masalah pembagian harta peninggalan Hindra. Namun Narendra menolak.
"Oh, itu! Kau tidak perlu khawatir. Dia adalah pamanku, aku bisa menghadapinya," jawab Narendra dengan enteng. Menurutnya, menghadapi Paman Ringga bukanlah hal yang sulit. Bukan sesuatu hal yang perlu dikhawatirkan.
"Sudah dulu, ya! Aku masih menyetir. Setelah sampai, aku akan segera menghubungimu!"
Nastya pun tidak bisa berkata apa-apa lagi. Narendra sedang mengemudikan mobil, jika terus diajak berbicara, takutnya malah akan mengganggu konsentrasinya.
"Baiklah! Hati-hati di jalan. Jaga Cello. Besok aku menunggumu untuk menjemputku," ucap Nastya.
"Enh!"
Lalu sambungan ditutup.
***