"Gio!" lirih Alika sambil membuka penutup di kepalanya. Mereka saling memandang dengan jarak yang sangat dekat.
"Mengapa tidak membuka pesan dariku? Juga tidak mengangkat panggilan telepon dariku?" tanya Alika dengan pelan. Perasaannya hancur saat ini, ketika melihat pria ini di hadapannya.
Kesenangan yang pernah mereka lakukan bersama, kini harus berakhir dengan sebuah perjodohan.
Giovani segera tersadar setelah hening beberapa saat dan mereka saling pandang. Ia memalingkan muka ke sisi lain untuk menghindari tatapan Alika.
Dengan sinis, Giovani menjawab, "Tadi aku sedang sibuk. Jadi tidak memegang ponsel."
"Sibuk?" tanya Alika, tidak percaya. "Mengapa sibuk, tapi bisa pergi ke kafe bareng Nanas?"
Giovani segera menoleh ke arah Nastya. Tatapannya tajam menatap wanita itu.
"Apa ini disengaja?" Sengaja mengajak Giovani ke kafe, dan sengaja memberitahu Alika.
"Apa kau sengaja ingin membuat kami bertemu?" tanya Giovani lagi pada Nastya.
"Aku—"