Ian merasa kepalanya seperti akan pecah ketika memikirkan ini, di satu sisi dia tahu kalau ini adalah hal yang benar- benar salah untuk menerima penawaran tersebut.
Bukan, bukan hanya sekedar salah, tapi kalau Ian sampai menerima tawaran itu maka dia tahu kallau seandainya misi tersebut berhasil, maka dia tidak akan memaafkan dirinya sendiri dan harus hidup dengan konsekuensi tersebut seumur hidupnya.
Itu adalah hal yang mengerikan untuk dibayangkan.
Tapi, kalau seandainya misi tersebut gagal dan rencana orang- orang misterius tersebut terbukti tidak efektif maka dia harus membayarnya dengan hidupnya juga.
Ian tidak yakin orang seperti Ramon akan membiarkannya melangkah dengan bebas setelah apa yang dia coba lakukan.
Dan Hailee…
Ian bahkan tidak ingin mulai memikirkan apa pendapat Hailee nantinya padanya. Masihkah dia akan berpihak padanya setelah mengetahui hal tersebut?
Tidak.
Ian tidak mau melangkah ke dalam masalah yang begitu rumit tersebut. Penawaran itu adalah jalan buntu baginya, seperti sebuah hukuman mati, entah dirinya berhasil atau tidak.
Tapi, bagaimana dengan Ciara?
Apa yang harus Ian lakukan sekarang?
==============
"Kau tidak perlu melakukan itu tahu," Hailee kesal karena Ramon menambahkan pengamanan disekitarnya.
Empat orang bodyguard saja butuh waktu lama bagi Hailee untuk terbiasa dengan mereka, tapi sekarang Ramon menggandakannya? Dia sedang bercanda?
"Itu perlu untuk dilakukan," Ramon menanggapi kekesalan Hailee dengan santai, dia lalu menyuapkan makanan ke mulutnya agar Hailee berhenti protes. Ini dilakukan terus menerus hingga omelan Hailee menjadi tidak terlalu panjang. "Dalam dunia bisnis ini, aku memiliki banyak musuh dan kau juga sama."
Ya, tidak bisa dipungkiri, Aileen dan Giana merupakan dua sosok yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Dan mereka berdua terbukti dapat melakukan apapun yang mereka pikir harus dilakukan walaupun hal tersebut sangat di luar nalar, hal ini sudah terbukti berkali- kali.
Aileen dengan fakta bahwa dia terlibat dalam pembunuhan orang tua Hailee dan juga Giana dengan kegilaan dan obsesinya terhadap Ramon.
Jadi, kalau dipikirkan kembali, sebenarnya apa yang Ramon lakukan bukanlah hal yang berlebihan.
Belum lagi ditambah dengan musuh- musuh dari pihak Ramon. Kalau mereka tidak bisa mendapatkan Ramon, tentu saja mereka akan mencoba untuk menyakiti orang- orang disekitarnya dan saat ini konsentrasi Ramon hanya ada pada Hailee dan calon anak mereka.
Sementara itu, mendengar alasan Ramon yang cukup masuk akal baginya, Hailee terdiam dan berhenti protes. Dia juga baru menyadari hal tersebut setelah Ramon menjabarkannya.
Tentu saja, Hailee tidak ingin membahayakan keselamatan dirinya dan bayi yang tengah dia kandung hanya karena dia merasa kesal diikuti oleh beberapa bodyguard tambahan.
Konsekuensi dari kecerobohannya sangatlah tidak sebanding.
"Baiklah," ucap Hailee pelan, mengalah dengan keinginan Ramon. "Tapi, aku ingin memberikan undangan anniversary perusahaanmu kepada Aileen secara langsung dan aku ingin menemuinya sendiri."
Hailee tidak akan menerima penolakan atas keinginannya yang satu ini dan itu terlihat dari wajahnya, tapi tetap saja ini tidak menghentikan Ramon untuk merasa khawatir.
Ini juga salah satu alasan mengapa Ramon melarang Hailee untuk terlalu sering bertemu dengan anggota keluarganya.
Mungkin Hailee merasa aman bila bersama Zia ataupun Diego, atau sepupu- sepupunya yang lain, tapi Ramon tidak mengenal mereka dengan baik, maka dari itu pria ini mengambil segala kemungkinan buruk yang mungkin dapat terjadi pada Hailee dan tidak mempercayai mereka sepenuhnya.
Bila Aileen yang dibesarkan oleh kedua orangtua Hailee bisa melakukan perbuatan sekeji itu, bagaimana dengan orang- orang lain di dalam keluarganya?
"Kenapa kau harus memberikannya secara langsung? Apa yang ingin kau katakan padanya?" tanya Ramon.
"Entahlah, aku belum memikirkan apa yang harus kukatakan padanya," Hailee berkata pelan dan menyandarkan kepalanya ke bahu Ramon.
Mereka berdua sekarang tengah berada di dalam ruang kerja Ramon dengan makan siang dihadapan mereka, tapi sebenarnya tidak ada satupun dari mereka yang memiliki selera makan yang baik.
"Aku hanya ingin melihat wajah wanita yang telah tega melakukan itu pada orang yang telah membantunya." Hailee merenung sesaat dan memeluk pinggang Ramon, yang mana suaminya tersebut balas memeluknya dengan lembut sambil membelai punggungnya untuk menenangkannya. "Aku ingin melihat ekspresi wajahnya ketika dia mengetahui kalau aku tahu dirinya adalah anak dari paman George."
Ramon terdiam sesaat ketika mendengar itu. "Jangan memprovokasinya. Dia bisa melakukan hal yang tidak terduga saat merasa terpojok. Itu bukanlah hal yang bijak untuk dilakukan."
Hailee lalu mengangkat kepalanya dan menatap Ramon dengan seksama. "Lalu apa yang harus kulakukan? Diam saja?"
Ramon lalu mengecup kening Hailee dengan lembut untuk meredakan amarah istrinya tersebut. "Aku tahu kau kesal dan marah atas informasi yang kau dapatkan, tapi kau harus berpikir dengan tenang dan memikirkan secara menyeluruh tindakan apa yang akan kau ambil."
"Aku tidak ingin berpikir dengan tenang," gerutu Hailee. Dia ingin mereka semua menderita atas apa yang telah mereka lakukan. "Aku ingin mereka menderita."
Ramon tersenyum. Dia mengerti apa yang Hailee rasakan. "Kalau begitu, kita akan membuat mereka menderita," ucapnya pelan.
==============
Hailee tertidur di dalam ruang kamar yang tersedia di dalam kantor Ramon setelah makan siang mereka dan tidak terbangun sampai malam.
Mungkin karena Hailee terbiasa terlihat ceria, maka dia tidak terbiasa untuk menunjukkan kesedihannya, tapi tentu saja fakta yang baru dia pelajari telah membuatnya sangat lelah secara mental dan ini membuat Ramon mengkhatirkan kehamilan Hailee.
Bukankah kondisi emosi sang ibu akan mempengaruhi perkembangan bayi yang tengah dikandung? Setidaknya itulah yang Ramon baca dari salah satu artikel yang dia temukan.
"Lalu apa yang akan kau lakukan?" Lexus bertanya dengan penasaran mengenai rencana yang akan Ramon lakukan mengenai perusahaan Tatum.
"Bukan aku yang akan melakukan sesuatu, tapi Hailee yang akan melakukannya," ucap Ramon, dia lalu melirik ke arah pintu kamar, dimana Hailee tengah tertidur di sana.
"Kau tahu kalau langkah yang kau ambil akan memprovokasi mereka bukan?" Lexus mengetahui apa yang terjadi dengan keluarga Hailee dan ini membuatnya sangat gusar, tapi Ramon memperingatkannya untuk tidak menunjukkan hal tersebut dihadapan Hailee, karena biar bagaimana pun juga, Hailee tidak butuh pengingat lagi untuk kejadian tersebut.
"Aku sudah memperhitungkan segalanya," ucap Ramon dengan tegas.