Antonio tidak peduli dengan tatapan orang-orang padanya yang parkir sembarangan lalu langsung berlari ke depan rumah sakit. Ia ke meja receptions. Menanyakan kamar istrinya dengan sangat tidak sabaran.
Begitu receptions rumah sakit mengatakan kamarnya, ia langsung berlari ke sana. Terburu-buru mendatangi istrinya itu.
Sebuah kamar yang ia cari-cari ada di depan matanya. Tanpa menunggu lama Antonio membuka pintu itu. Di atas ranjang istrinya dengan wajah biru di beberapa bagian.
Dipeluknya erat Tya yang saat itu masih setengah sadar. Antonio benar-benar merasa bersyukur dapat melihat Tya lagi. Dapat memeluk Tya dengan sangat erat seperti ini. Dalam hatinya bertanya-tanya apa yang terjadi.
Melihat wajah Tya penuh dengan lebam.
Apa istrinya di pukuli? Bagaimana bisa ada yang berani melakukan hal ini?
Dokter saat itu juga masuk. Dia melemparkan senyum hormat pada Antonio yang dikenalnya sebagai putra keluarga Frederick yang tidak lain adalah salah satu pembangun rumah sakit ini.