Tya kembali ke apartemen dengan banyak pikiran yang sangkut di kepalanya. Dirinya bertanya-tanya, kenapa Bima menyuruhnya pergi dari Antonio? Pasti ada hak yang direncanakan oleh pria itu.
Ia menghabiskan waktu dengan memasak dan beberes apartemen. Hingga menjelang malam, Tya tak juga mendapatkan kabar dari Antonio. Bahkan tidak ada satu pesanpun masuk ke ponselnya dari suaminya itu.
Ia ke kamar dan berbaring menatap langit-langit. Berfikir keras sebenarnya apa yang Antonio pikirkan.
Perlahan dalam posisinya itu, Tya memejamkan mata dan akhirnya tertidur. Nafas teraturnya, juga wajah tenang mendominasi saat-saat paling tenang ini.
Detik dan menit berlalu, melewati tengah malam, Tya terbangun lagi sama seperti tadi malam
****
"Aneh," gumam Zidan dengan melihat pada jendela mobilnya.
Antonio yang menyetir melihat pada Zidan yang tampaknya berfikir sesuatu.
"Kau berfikir apa?" tanya Antonio.