Selamat membaca
¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶¶
Gedung pesta
Ken membelakangi Lili dengan perasaan berkecambuk. Jujur, ada berbagai macam rasa yang saat ini sedang menggelayut di hatinya.
Di satu sisi ia malu karena wanita itu tahu mengenai keluarga sempurnanya yang sesungguhnya hanya topeng belakang. Lalu, ada perasaan sedikit lega karena setidaknya itu Lili yang tahu, bukan orang lainnya apalagi sampai seorang pencari berita.
Ia tidak berani untuk membalik tubuhnya, selain tidak ingin memperlihatkan wajah malu bercampurnya, ia juga tidak tahu apa yang akan dilihatnya dari wajah itu.
Saat ia masih memikirkan apa yang akan dikatakanya nanti, tiba-tiba ia merasa Lili akan pergi meninggalkannya. Ia pun mencekal lengan Lili cepat, meski tidak menarik untuk menghadapnya.
Grep!
"Berani sekali kau…."
Ia sengaja menggantung kalimatnya, berusaha untuk tidak tampak seperti orang yang marah karena rahasianya diketahui oleh orang lain.