Ocha benar-benar tidak tahu di mana ia berada sekarang, tempatnya terlalu damai dan tenang, suara air serta burung yang berkicau di hutan menjadi hiburan sendiri untuknya. Ocha melihat benda yang berbentuk ponsel di lehernya, lalu menghela napas.
"...Apa yang kau pikirkan kenapa menghela napas terus menerus.. apa kau ingin menghubungi mereka?"
Ocha terkejut menoleh ke arah suara."Kitaro.."
"Kakak! Panggil aku kakak!" suara Kitaro tegas. "Kau ingin tahu? Tapi aku harap kau tidak terkejut. Aku tahu kau kuat."
Ocha menatap Kitaro lama, sepertinya ia sudah ketahuan. "Kau tahu kalau ingatanku..."
"Aku tahu, tapi itu tidak akan lama.. berkat mu dia tahu kalau kau masih hidup. Aku juga tidak peduli dengan itu, sekarang aku ingin bertanya padamu. Apa kau masih tetap ingin seperti ini atau berusaha untuk sembuh."
Tatapan mata Ocha penuh harap "Apakah ada cara.."