Andika berdecak "Kenapa kau sangat kasar, aku peduli. Oke!" Andika merengut jengkel. Sia-sia ia peduli pada Kenzie jika tanggapannya seperti ini. Benar-benar menjengkelkan. "Dengar.. saat kau tidak bisa menyelesaikan sendiri masalah mu, masih ada orang lain yang bisa membantumu. Kau tidak sendiri, ada keluarga, sahabat bersamamu. Kenapa kau membuatnya terlihat semakin rumit."
Kenzie yang duduk di kursi kerjanya memutar kursi membelakangi Andika. Ia menatap kejauhan melalui kaca besar di kantornya. Kenzie tidak bisa mengutarakan kecurigaannya pada Andika, mulut laki-laki itu tidak bisa di tutup saat bersama orang yang di sayanginya. Apa lagi saat ini ia bersama Maura. Kenzie tidak mau membuat masalah yang ada semakin rumit.
"Kau—." Andika benar-benar kesal dengan diamnya Kenzie "..Aku tahu kau tidak pernah suka denganku! Apa kau masih takut aku akan merebut Ocha darimu! Aku sudah memiliki Maura di sisiku!"