Kenzie tidak benar-benar lelah secara mental. Saat ia melewati taman dekat persimpangan jalan yang di sebutkan Andika ia melihat Ocha berlari terburu-buru meninggalkannya. Kenzie khawatir langsung menghentikan mobilnya berteriak.
"Ocha!!"
Merasa namanya di panggil Ocha berhenti dan berbalik. Matanya berkaca-kaca ia tersenyum di sela tangisnya, berlari dan menghambur ke pelukan Kenzie, memeluknya erat. Ocha benar-benar menangis seperti anak kecil. Kenzie mengusap punggungnya berkata lembut.
"Bodoh. Kenapa menangis.."
Napas Ocha memburu wajahnya pucat ia menatap wajah Kenzie lekat "Aneh.. Kenapa aku merasa begitu takut sekarang.."
Wajah Kenzie berubah mendung, tidak ada senyum. Matanya berkaca-kaca melihat senyum paksa di bibir Ocha, kata-kata dokter kembali teringat, rasanya benar-benar sulit untuk menerimanya, bukan kah rumah sakit adalah tempat untuk mengobati segala macam penyakit kenapa mereka tidak bisa mengobati Ocha.