"Kenapa kau terlihat begitu sedih? Apa yang terjadi padaku, mungkin itu yang terbaik. Bukankah kita harus bersyukur dengan semua yang menimpa diri kita. Cobaan akan datang pada orang yang sudah siap. Semakin berat cobaannya maka itu artinya tuhan sangat sayang pada mu. Jadi buang jauh-jauh kesedihan mu itu, jika kau rindu pada ku... kau bisa berkunjung ke rumah ku. Baiklah aku akan pulang sekarang. Semuanya sudah selesai kau bisa mengerjakan sisanya."
Baru saja Ocha keluar dari pintu kafe kepalanya berkunang-kunang. Ia mendongak menatap langit cerah. Matanya mulai gelisah menatap sekeliling. Terlihat bingung dengan keadaan di sekitarnya. Ocha melangkah terus menuju jalan raya menyusuri trotoar, napasnya semakin berat dan kepalanya juga sakit. Kakinya terasa berat untuk melangkah. Ocha merasa seluruh tubuhnya lemah. Ia bersandar di dinding sebuah pagar terduduk kesakitan.
Seseorang pria muda seperti seorang mahasiswa datang mendekat bertanya "Kau baik-baik saja?"