Sebelumnya Bibi menerima sebuah surat yang terletak di atas selimut yang sebelumnya ia jemur sudah terlipat rapi di atas kursi. Ia menatap sekeliling tapi tidak menemukan siapa pun, ia juga memanggilnya tapi tidak ada jawaban.
"Ocha.. kau kah itu?"
Sunyi. Bibi menghela napas berat membawa selimut masuk ke dalam kamar ia duduk di ujung tempat tidur membuka surat yang di tinggalkan oleh keponakannya itu.
..Untuk bibi..
Bibi.. hanya ini satu-satunya cara aku bisa bicara denganmu. Tolong bacalah sampai selesai.. oke..?
Setelah aku pergi aku tidak pernah memiliki kemarahan atau pun kebencian, aku tidak pernah melawanmu dan salah paham padamu, aku hanya marah pada diriku sendiri. Karena banyak kata-kata, setelah aku pergi. Aku menyesalinya. Kenapa aku tidak pernah mengatakan ini semua.
Pertama ibuku meninggal terlalu cepat. Bagiku ibu adalah sebuah kata saja juga yang di maksud ayah dalam sebuah foto mengatakan padaku. Ini lah ibumu, tapi aku tidak punya kesan untuknya.
