Andika melotot tidak percaya pada penglihatannya saat ini, di depan sana seorang perempuan berpakaian olahraga sedang tertawa bersama seorang pria paruh baya. Andika berulang kali mengusap matanya untuk meyakin kan dirinya kalau yang di lihatnya bukan lah ilusi. Di sebelahnya Maura juga melakukan hal yang sama meski pun ia sudah mempersiapkan dirinya tapi ia tidak pernah menyangka kalau sosok itu akan sama persis seperti sepupunya yang telah meninggal. Jika saja bibinya tidak menceritakan semuanya padanya mungkin dia akan mengira kalau perempuan itu sedang menipu keluarga bibinya. Tapi di sini bukan sosok itu yang menipu melainkan seluruh keluarga nya telah memanfaatkannya.