Kenzie menggenggam ponselnya lebih erat terduduk di kursi kayu sepanjang jalan Villa dengan kepala tertunduk. Dadanya sesak menahan rasa yang tidak bisa ia lepaskan sebelum Ocha di temukan, dan harus sampai kapan ia harus membohongi Baby Blue. Kenzie mengusap wajahnya frustasi dan menangis dalam diam, hanya sesekali terdengar lirih saat menyebut nama Ocha berulang-ulang kali.
Kenzie tetap pada posisinya tidak bergerak untuk waktu yang lama, tapi bahunya sudah tidak bergetar lagi, hanya sesekali jika di perhatikan dengan jelas maka ada air mata yang jatuh tepat di atas ujung sepatu olahraganya. Kenzie masih menangis.
Kenzie menengadah tiba-tiba menatap langit sambil mencengkeram dadanya yang terasa sakit. Ini bukan penyakit jantung tapi penyakit hati karena kehilangan. Saat Kenzie mulai tenang setelah menatap langit ia menghembus napas panjang menoleh ke samping dan hampir terjengkang.
"Woah!!"