"Kenzie apa yang lalu biarkan lah berlalu.." Ocha kembali berbalik dan pergi. Langkahnya tidak menentu. Ia pergi semakin jauh. Satu hal yang tidak Kenzie ketahui adalah Ocha ingat masa kecilnya.
Masa di mana kebahagiaannya berakhir menutup semua impian dan masa depannya. Di hari ulang tahunnya adalah hari kematian ayahnya. Ocha menghapus jejak air mata di pipinya. Terus melangkah sampai ia masuk ke sebuah pemakaman yang gelap, hanya di terangi lampu neon kuning di bagian beberapa tempat. Ocha terus berjalan menyusuri jalan setapak menuju sebuah gundukan tanah yang tertutupi oleh bunga-bunga. Ocha terduduk bersimpuh di tepi kuburan mengusap batu nisan dengan tangan gemetar.
"..Ayah.. berapa tahun aku tidak di datang ke tempat ini, ayah maafkan aku.. seandainya saja aku tidak mendesak ayah untuk datang menjemputku dan merayakan ulang tahun ku, ayah tidak akan pernah mengalami kecelakaan dan meninggalkan ku."