Pemilik tempat judi kembali menyentuh pipi Andika berkata dengan wajah angkuh "Tapi jika aku mematahkan kaki dan tanganmu itu sangat di sayangkan! Aku pasti akan merasa sedih! Bagaimana jika aku memberikan mu dua pilihan. Pilihan pertama ikut aku, pilihan lainnya? Mengapa tidak ikut dia mati?"
Andika masih berusaha tetap tenang, di tambah lagi dia sudah mengirimkan sinyal meminta bantuan pada orang-orangnya. Andika berharap mereka tidak datang terlambat karena apa pun itu dia tidak akan menyerah pada orang buruk seperti mereka.