Waktu menunjukkan pukul 03.00 dini hari...
Seorang pemuda membuka kedua kelopak matanya perlahan. Ia termenung melihat langit- langit sebuah kamar yang terasa asing baginya. Aroma anyir darah dan obat- obatan menyeruak masuk ke dalam indera penciumannya. Kemudian mengernyitkan kening karena merasa tidak nyaman dengan tubuhnya
"Argh!Ssshh... ahh!" rintih Rey
"Kau sudah sadar?" tanya seorang pria berumur empat puluhan dari sisi kanannya.
"Ya, Ayahh!" bisik Rey di sela- sela rasa sakitnya.
Pemuda itu menggerakkan tubuhnya dengan susah payah menjadi duduk bersandar pada kepala ranjang. Lalu mengamati ke sekelilingnya dan kembali lagi mengalihkan pandangannya kepada sang Ayah. Semua gerak- gerik putranya tertangkap oleh tuan Farraz.
"Dia tidak ada di sini! Hanya orang kepercayaan Aland yang mengirimmu ke sini!" terang tuan Farraz tanpa diminta.
"Hmm"