Chereads / Kekasih Brengsekku / Chapter 17 - 17. Munculnya saingan cinta saat perjalanan kembali

Chapter 17 - 17. Munculnya saingan cinta saat perjalanan kembali

"Rey!" panggil Audy sedikit ragu, ketika mereka telah berada di dalam kendaraan.

Pada saat itu, Rey sedang fokus mengemudikan mobil sportnya. Ia segera menolehkan wajahnya kearah samping. Pemuda tersebut terlihat menaikkan salah satu alis tebalnya, sambil menunggu ucapan apa yang akan dikatakan oleh Audy.

"Masalah perkataanku tadi..."

"Aku tidak mendengarnya dan tidak ingin kau mengulangi hal tersebut." potong Rey cepat.

"Tapi..."

"Kau tidak perlu memikirkan hal lain." sanggah Rey sambil kembali mengalihkan pandangannya ke depan.

"Rey, aku tidak ingin dibohongi atau dipermainkan olehmu." tegas Audy cepat karena tidak ingin perkataannya di potong kembali.

"Mencoba bertindak posesif, hm?" goda Rey sambil tertawa renyah.

"Aku... aku... Akh!" decak Audy, ia terlihat kehabisan kata- kata untuk menjawab.

Gadis itu merasa enggan untuk mengakui bahwa dirinya mulai menunjukkan sikap posesif terhadap kekasihnya. Dalam sekejap ia ingin mencakar wajah tampan Rey dengan kuku cantiknya. ketika pemuda itu menyunggingkan senyum lebar di hadapannya. Akan tetapi, ia hanya mampu berimajinasi. Pada kenyataannya Audy tidak berani melakukannya secara langsung.

"Tebakkanku ternyata benar." timpal Rey masih dengan senyumnya.

"Kau terlalu percaya diri!" cibir Audy sambil mempoutkan bibir tipisnya.

"Bukankah harus seperti itu?? Jika tidak bagaimana aku bisa memilikimu?" balas Rey tidak mau menyerah.

"Rey aku tidak ingin bercanda kali ini." sanggah Audy menggunakan mode serius.

"Mereka semua hanya bonekaku, setelah puas bermain aku dapat membuang mereka kapan saja kumau, tetapi berbeda denganmu, dear." jelas Rey.

"Bisakah kau berhenti?" tanya Audy dengan perasaan takut.

"Tidak untuk saat ini!" jawab Rey seenaknya.

"Rey, kau membuatku takut." Audy mengakui apa yang tengah dirasakannya.

"Aku sudah mengatakan kebenarannya sesuai keinginanmu, bukan berarti kau dapat mengatur hidupku sepenuhnya." tegur Rey.

Pemuda itu sedikit memberi peringatan kepada kekasihnya. Supaya Audy memahami tempatnya di hati seorang Rey. Mendengar perkataan kekasihnya, Audy langsung memasang wajah masam. Selama perjalanan pulang ke rumah, ia memilih menutup mulutnya serapat mungkin. Ia tidak ingin terus meributkan sesuatu yang sudah jelas hasil akhirnya.

Kemudian Audy mengamati dengan seksama keramaian di pinggir jalan dari balik kaca mobil. Sesungguhnya gadis itu merasa terluka mengetahui bahwa ia tidak bisa menghindar lagi. Menyadari hatinya telah berlabuh pada orang yang salah. Hal itu membuat Audy menghela nafas pelan berulang kali.

Di sisi lain, pemuda yang berada di balik kemudi mengetahui perubahan sikap gadisnya. Namun, ia menahan diri untuk tidak menghibur Audy. Rey memiliki alasan tersendiri. Ia tidak ingin kekasihnya menjadi gadis yang selalu bergantung kepadanya. Ditambah luka di dalam hati Rey belum pulih sepenuhnya.

Rey melirik jam tangan yang melingkar di lengan kanannya. Waktu telah menunjukkan pukul 18.30 wib. Sejak awal ia memang sengaja memulangkan Audy sedikit lebih lama. Mendadak Rey memutuskan untuk membelokkan kendaraannya. Mobil sport milik pemuda tersebut berhenti di depan sebuah tempat makan.

Tempat makan yang menggunakan bahan dasar mie. Menu andalan tempat ini adalah spicy korean rameyon dan indomos. Indomos adalah indomie dengan smoked beef ditambah dengan lelehan keju di atasnya. Lingkungannya nyaman dan memiliki area parkir yang lumayan luas.

Tongkrongan asyik yang banyak diminati oleh anak muda. Selain harganya cukup terjangkau, tempat ini menyediakan wifi gratis bagi para pengunjungnya. Rey membawa Audy ke tempat ini untuk mengisi perut mereka terlebih dahulu.

Kendaraan pribadi milik Rey cukup menjadi pusat perhatian sekitarnya. Segelintir pengunjung tidak dapat mengalihkan pandangan mereka dari mobil sport tersebut. Seolah sedang menanti si pemilik mobil untuk turun dari kendaraannya.

"Turunlah!" pinta Rey kepada Audy.

Lalu ia segera keluar dari dalam kendaraan pribadinya. Setelah menutup pintu mobil, Rey berjalan mengitari bagian depan mobil. Ia bermaksud membuka pintu penumpang dari arah luar. Membantu kekasihnya yang terlihat ragu- ragu untuk turun dari kendaraan.

"Ayo, turun!" Rey memberi perintah kepada Audy sambil mengulurkan telapak tangan kanan.

Gadis itu menyambut uluran tangan Rey dengan sikap skeptis. Kemudian Rey membawa Audy memasuki tempat makan yang berada di hadapan mereka. Namun, sebelum menjauh dari area parkir, pemuda tersebut sempat menekan sebuah tombol pada remote central lock. Tanpa berniat sedikitpun melepas genggaman tangannya. Pasangan muda tersebut langsung menjadi sorotan publik.

Keduanya terlihat sangat kontras dan harmonis. Memiliki kecantikan serta ketampanan level tingkat dewa yang membuat orang di sekitar mereka merasa iri. Namun, Rey tidak memperdulikan tatapan penasaran dari khalayak umum. Pemuda itu dengan nyaman membimbing Audy menuju meja kosong yang ia temukan.

Rey memanggil pelayan untuk melayani mereka. Ia meminta Audy memesan jenis makanan yang paling gadis itu sukai. Sambil menunggu pesanan, sesekali Rey terlihat memulai topik pembicaraan. Ia ingin kekasihnya merasa nyaman berada di dekatnya.

"Ah, Rey!" panggil seorang wanita cantik dari kejauhan.

Mendengar namanya dipanggil oleh seseorang, pemuda itu menoleh sesaat ke sumber suara. Lalu dengan tenang ia mengalihkan pandangannya kearah Audy. Menunggu reaksi apa yang akan ditunjukkan oleh kekasihnya. Di sisi lain, wanita tersebut terlihat berjalan menghampiri meja keduanya.

"Ternyata benar dirimu, Rey" ujar wanita muda itu ketika berdiri di sisi Rey.

Tidak mendengar balasan sepatah katapun dari bibir Rey. Wanita itu semakin bersemangat meneruskan perkataannya. Namun, kali ini ia terlihat lebih berani, ia meraih lengan Rey dengan manja. Wanita tersebut mengabaikan keberadaan Audy. Karena ia sibuk menarik perhatian pria idamannya.

"Jangan bilang kau melupakanku!" celetuk wanita itu sambil memasang muka cemberut.

"Aku memang tidak mengingatmu!" tandas Rey acuh tak acuh.

"Bukankah minggu lalu kita baru saja menghabiskan waktu bersama." protes wanita itu dengan manja.

Dengan wajah datar tanpa ekspresi pemuda itu mengangkat kedua bahunya. Namun, terlihat dari bahasa tubuhnya, wanita tersebut tidak akan menyerah begitu saja. Justru ia sengaja menempelkan tubuh bagian atas pada lengan Rey. Akan tetapi, ia harus menelan kekecewaan.

Usaha wanita itu tidak membuahkan hasil. Karena Rey segera menarik lengannya menjauh dari jangkauan wanita tersebut. Kemudian seorang pelayan yang berkerja di tempat itu, datang menghampiri mereka sambil membawa nampan berisi pesanan Rey dan Audy. Setelah meletakkan pesanan pelanggan, dengan sopan pelayan segera pamit untuk melayani tamu lain.

Seketika wanita itu menyadari keberadaan Audy di dekatnya. Merasa dirinya terancam ia melayangkan tatapan sinis kearah Audy. Kemudian kembali mengalihkan pandangan matanya kepada Rey. Seolah Rey telah menjadi miliknya. Sehingga ia dapat mengajukan protes dengan mudah.

"Siapa dia, Rey?" tanya wanita itu dengan kesal.

"Kau dapat bertanya langsung kepadanya." jawab Rey sekenanya.

"Hai, aku Audy! Kekasih Rey!" sapa Audy dengan seramah mungkin.

Lalu gadis itu memilih untuk meraih sendok di hadapannya. Ia mulai menikmati makanan tanpa memperdulikan sikap lawan bicaranya. Karena sejak tadi perutnya berdemo minta diisi.