Chereads / Temukan Kebenaran / Chapter 6 - TEMUKAN KEBENARAN chp 11-12

Chapter 6 - TEMUKAN KEBENARAN chp 11-12

Chapter 11: Kemunculan

Nuansa ruangan dipenuhi oleh orang-orang memakai pakaian laboratorium seakan menyiapkan jadwal untuk melakukan pengoperasian khusus dalam subyek penelitian medis. Disana terlihat Robert duduk memandangi pergelangan tangannya yang dipenuhi oleh sayatan dan bekas jarum suntik. Ia sentuh jalur sayatan tersebut sembari ia mengingat pertarungannya melawan Tim Enam sebelumnya.

"Tanganku kokoh saat melawan musuh yang bernama Tim Enam itu. Sayapku, ekor Trisulaku, dan nafas apiku memenangkan pertarungan. Misi juga telah diselesaikan sangat mulus. Tapi kenapa Anda tidak mengijinkan aku membunuh mereka semua, tuan Irawan? Aku yakin anda adalah tuan Irawan yang asli. Dari masa lalu pararel itu, duplikat anda pergi untuk menangkap penjahat berjubah putih yang telah membunuh istri anda. Ia gagal, dan tertangkap oleh penjahat putih itu. Penjahat tersebut menawarkan kekuasaan penuh dalam dunia pararel ini pada duplikat anda dengan membagi tujuh kekuatan intinya serta membentuk tim. Namun, penjahat putih itu akhirnya bunuh diri dan mewariskan kekuatan serta tekad jahat kekuasaannya hingga seperti mengeluarkan kemampuan pencuci otak kepada duplikat Anda. Kalau dipikir-pikir, untuk apa duplikat anda mengirimkan mayat penjahat putih itu kepada anda, tuan? Bisakah mayat itu anda jadikan subyek penelitian untuk mendapatkan informasi dan kekuatan lebih? Aku penasaran dengan motif dan tujuan penjahat putih itu, tuan. Aku dan para Tim Enam yang malang itu tersiksa dengan bakat semacam ini." (Meremas gelas kaca hingga retak).

Tuan Irawan mengambil kursi dan duduk didepan Robert.

"Aku mencintai istriku. Seperti aku mencintai semua teman-teman yang berkekuatan khusus sepertiku. Si penjahat putih itu mungkin adalah diriku sendiri. Ternyata, tanpa sadar tubuhku diam-diam mengkhianati diriku sendiri. Sepuluh? Seratus? Seribu? Kapan diriku membelah diri? Entahlah. Sepertinya duplikat tubuhku melakukan perjalanan waktu ke tiap-tiap dunia pararel dan mengacaukan segala isi didalamnya. Aku sendiri tetap bertahan didunia pararel ini, karena ingin merawat anakku, yaitu Arum. Ini adalah pesan terakhir dari istriku untuk selalu merawatnya. Saat ini aku hanya bisa mengandalkanmu, Robert. Aku sudah berusaha mencari semua teman-temanku di bumi pararel ini. Aku sadar aku telah korupsi, menyuap siapa saja yang ada didepanku demi mendapatkan harta yang banyak untuk mencari kebenaran dibalik semua ini. Aku telah mencari kelima teman-temanku, dan mereka semua tewas mengenaskan. Aku ketakutan pada penjahat putih itu dan hanya menjaga Arum. Akan tetapi, Arum sudah dipengaruhi oleh duplikatku. Sial! Hal yang sangat merugikan lagi yaitu tubuhku tidak bisa melakukan teleportasi dan tidak bisa meminta bantuan teman-teman asal bumi pararelku karena aku tidak ingin merusak dunia pararel lagi dan berniat untuk menuntaskan semua kekacauan ini" (Tuan Irawan terlihat geram mengepalkan jari-jarinya).

Robert langsung melepaskan semua selang infus yang menempel pada lengannya dan melakukan gerakan push up dihadapan tuan Irawan.

"Aku tahu, aku tahu, aku tahu! Terimakasih sudah menyelamatkanku dan menyadarkanku. Aku tidak terima adik seperguruanku dimanfaatkan oleh si bedebah duplikat itu. Aku selalu berlatih untuk menjadi kuat. Persiapanku harus matang karena mungkin saja penjahat berjubah putih atau bisa dibilang duplikatmu akan datang lagi ke dunia pararel ini" (Sembari melatih otot-ototnya, Robert mengeluarkan nafas api dari mulutnya dengan air keringat bercucuran membasahi wajahnya dengan tekad kuat).

"Target selanjutnya, kita akan berhadapan kembali dengan penjahat putih itu atau duplikatku, karena terdapat anomali lagi disekitar kota ini. Pergerakannya tidak seperti Tim Enam. Dari video pengamat yang ada didepan apartemenku di blok c, terdapat seseorang dengan sengaja menancapkan bongkahan es runcing di perut korban tanpa sebab. Tidak ada kekuatan es di Tim Enam. Seperti kata pepatah, 'bagaikan api yang sebelumnya memakan ilalang kering, tiada dapat dipadamkan lagi'. Tapi apakah api kali ini padam terhadap es? Nyalakan tekad apimu, laki-laki brutal!" (Tuan Irawan berdiri diatas tubuh Robert)

"Hahaha! SIAP LAKSANAKAN!" (Robert memompa otot-otot lengannya seakan ini hari terakhirnya memakai kedua tangannya).

Sementara itu di gudang persembunyian tuan Irawan dipihak Tim Enam, terlihat Jaka sedang mengelus-elus anak kucingnya. Didalam hatinya ia merasakan kesedihan terhadap situasi yang kini tidak terkendali, apalagi sekarang toko kucing yang ia dambakan bersama Asri kini harus tutup untuk selamanya.

"Adikku sayang, jangan kau murung. Semua pasti ada alasanya. Kau percaya Tuhan itu maha adil bukan? Lihat saja, lambat laun semua kebenaran akan terungkap dengan rencana yang pak Irawan baik itu susun sedemikian rupa. Kau mau makan apa siang ini? Semua orang sepertinya sedang beristirahat. Mari kita pergi keluar sebentar, cari makanan ringan" (Senyuman Asri mulai meluluhkan hati Jaka).

Lalu tanpa sadar percakapan mereka terdengar oleh Genta yang sedari tadi berdiri dibelakang mereka.

"Sungguh menyebalkan berada disni dengan menunggu yang lainnya segera pulih. Aku sendiri disini yang dapat sembuh dengan cepat rasanya ingin melawan duplikat tuan Irawan dan Robert kembali. Tapi hawa nafsu seperti itu juga tidak cukup. Kita mesti sabar menunggu momen yang tepat. Kalian mau beli apa? Biar abang kalian ini saja yang keluar sebentar. kalian istirahat saja" (Dengan menggenggam tas jinjing, Genta pecaya diri dihadapan Asri dan Jaka menawarkan bantuan).

Jaka mengangkat salah satu anak kucingnya, dan menggerakannya seperti boneka ke arah Genta.

"Oke om! Jangan lupa belikan aku makanan kaleng ya. Aku juga sebagai kucing disini merindukan makanan ringan. Hati-hati dijalan ya. Oh ya! Uangnya nanti akan diganti sama kak Asri" (Jaka membuat lelucon dengan anak kucing yang ada di tangannya).

"Baiklah pak dokter yang baik hati. Kalau memang kau mau, jangan lupa nyalakan navigasi penanda di mobil tuan Irawan, supaya kami tahu jejakmu" (Asri mengacungkan jempolnya).

Tanpa pikir panjang, Genta segera mencari kuci pagar dan kunci mobil untuk segera keluar membeli keperluan Tim Enam secara diam-diam. Didalam perjalanan, Genta mengambil ponsel milik tuan Irawan dan segera mengirimkan pesan kepada Adi untuk memberitahukan kalau ia sedang dalam perjalanan kerja diluar kota dalam tempo waktu cukup lama.

"Untung saja tuan Irawan tidak mengunci pola di handphonenya. Ahh... karena sering mengejek Arum yang sering merusak handponenya, tanpa sadar punyaku yang saat ini rusak. Kacau sekali. Banyak data rumah sakit yang tersimpan pada memori handponeku" (Ia menaikan kecepatan mobil agar cepat kembali ke tempat persembunyian dengan selamat).

Sesampainya di toko swalayan, Genta memandangi sekitar untuk mencari kebutuhan yang ada pada catatan kecil pada secarik kertas yang ia genggam. Kemudian seseorang dari belakang menabraknya hingga membuat secarik kertas catatannya terjatuh. Seseorang tersebut menampakan gelagat gugup dan ketakutan serta menutup wajahnya dengan topi.

"Maaf" (Seseorang itu bergegas pergi menjauhi Genta dengan tergesa-gesa setelah meminta maaf).

Genta hanya bisa terdiam sembari memungut kembali catatan kecil tersebut. Namun hal aneh kembali terjadi pada Genta. Bola matanya menjadi berwarna hijau dan Kemejanya kini berlumuran darah dibagian perut karena tertusuk oleh benda semacam es berbentuk pisau. Ia terduduk saat itu juga dengan wajah penuh keheranan serta segera melepaskan es yang menancap pada daging perutnya.

"Agh! Apalagi ini. Aku harus kembali kedalam mobil. Tidak. Aku harus mengejar orang itu. Aku ingin sekali membantai orang itu, karena mungkin saja ia komplotan duplikat tuan Irawan. Ada informasi berharga darinya" (Dalam beberapa menit, tubuhnya dipaksa untuk meregenerasi luka tusukan agar kembali pulih).

Genta membuang catatan kecilnya dan berlari keluar toko untuk mencari seseorang yang telah menusuknya. Dari kejauhan ia memandangi setiap sudut jalan mencari-cari jejak seseorang itu. Tetapi, ia tidak diam saja dan beniat untuk menelusuri jejak dengan menggunakan mobil. Sesaat ia hendak membuka pintu mobil, seseorang tersebut langsung menodongkan pisau es dibelakang kepala Genta.

"Kau jangan ikut campur. Aku tidak sengaja melihatmu bertarung bersama timmu beberapa hari yang lalu di lapangan golf. Tapi apa boleh buat. Cepat bawa aku pergi ke halaman gedung kosong yang ada di blok D , atau kepalamu akan kulubangi" (Orang misterius itu memaksa Genta).

Dengan kepala dingin, Genta mengikuti perkataan orang misterius itu demi mendapatkan alur informasi.

"Kau bisa saja terbius bisa kelabangku sampai mati. Tetapi demi menelusuri kebenaran, aku akan tanggung resikonya hari ini sendirian" (Genta berbicara didalam hatinya).

Chapter 12 : Diantara Fakta Rumit

"Regu blok C melaporkan. Mobil duplikasi tuan Irawan yang dikendarai oleh Genta bersama target utama menuju jalan mengarah blok D. Ada dua target sekaligus. Persiapkan diri anda, Robert. Silahkan ikuti radar yang sudah kami tempelkan pada mobil target" (Mata-mata tersebut mematikan alat komunikasi).

Dari sudut jalan, Robert meregangkan lehernya seakan siap melakukan pertarungan.

"Si bocah beracun itu yah. Aku ingin melihat pipinya apakah masih memiliki goresan atau sudah sembuh. Hahaha. Kalau memang sembuh, aku akan mencoba merobek otaknya dan melihat apakah ia bisa meregenerasi isi kepalanya. Tidak, tidak! Fokus dulu dengan target utama, yaitu pembasmian duplikat tuan Irawan" (Uap panas terlihat keluar dari balik celah gigi Robert).

Sesampainya di gedung tua blok D, tubuh Genta membeku seketika dan tidak dapat bergerak sedikitpun didalam mobil. Saat orang misterius itu membuka masker mulut dan topinya, terlihat seseorang itu masih terlihat muda.

"Dari perawakannya sepertinya orang ini bukan si Predator putih. Tuan Irawan memberitahuku kalau perawakannya seperti seseorang berumur tiga puluh lima tahun keatas. Tapi siapa orang ini? Ia terlihat seperti anak sekolahan menengah keatas" (Dalam tubuh bekunya Genta berusaha berpikir kritis).

Anak muda itu berlari kedalam gedung tua yang sudah ditinggalkan. Tak lama kemudian Robert mendarat diatas mobil Genta hingga menyebabkan bagian atas mobil tersebut remuk.

"Wah, wah. Siapa ini? Bagaimana aku menyebutnya? Tim Enam atau Tim Satu? Kau hanya sendirian Genta. Hahaha! Pipimu juga kelihatannya sembuh. Tunggu aku membasmi wabah duplikat tuan Irawan, setelah itu tunjukan dihadapanku keajaiban regenerasi tubuhmu lagi" (Robert terbang kearah anak muda itu).

"Apa? Anak muda itu duplikat tuan Irawan? Jadi begitu. Robert menganggap ada kerusakan dunia pararel yang disebabkan oleh kekuatan tuan Irawan. Sejauh ini juga ia menganggap duplikat tuan Irawan yang ada disisinya itu adalah yang asli dan ia menganggap Tim Enam bekerja sama dengan duplikat tuan Irawan agar dapat menyingkirkan tuan Irawan yang asli. Jadi siapa tuan Irawan yang sesungguhnya? Kepalaku ingin meledak!" (Karena jengkel, Genta sekejap mengeluarkan kelabang raksasa dari belakang lehernya sehinga membuat tubuhnya dapat digerakan kembali).

Didalam gedung, duplikat tuan Irawan berhadapan dengan Robert.

"Kau ini duplikat dunia pararel mana? Hebat juga di umur saat ini kau bisa mengendalikan kekuatanmu secara akurat. Ikutlah denganku, dan berbicara dengan tuan Irawan yang sesungguhnya. Beliau akan...ke... kenapa tubuhku beku dan dingin..." (Robert terjatuh diatas reruntuhan bangunan).

"Kau makhluk bersayap buruk rupa. Diamlah disana. Aku masih kebingungan dengan kekuatanku yang berubah menjadi pengendali es dan pembekuan saraf manusia. Sebelumnya, aku mengaktifkan kekuatan teleportasi untuk menyelamatkan Ayu di pulau Bali. Saat pulang sekolah aku dan Ayu diserang oleh seseorang memakai jaket putih di bibir pantai ketika sedang memandangi laut. Kurang ajar... Padahal aku akan menyatakan rasaku padanya dengan memberikannya liontin bintang laut. Akan kubunuh kalian jika tidak mau bekerjasama untuk mengembalikanku. Aku memiliki impian untuk menikahi Ayu dan mempunyai anak yang akan aku jaga dengan baik!" (Seisi gedung menjadi dingin akibat penurunan suhu sampai beberapa bangunan rapuh retak terbelah).

Tanpa diduga Genta sedari tadi berada dibalik tembok menguping pembicaraan antara Robert dan duplikat tuan Irawan.

"Dia, tuan Irawan Muda... Masa lalu... Dunia pararel berbeda... Nyonya Ayu Irawan... Dia memiliki kesadaran yang luar biasa. Aku akan lekas membawanya pada tuan Irawan di tempat persembunyian" (Pelan-pelan Genta memasuki gedung tersebut secara perlahan).

Langkah Genta berhenti didepan tuan Irawan muda dengan mengangkat kedua tangannya, mengisyaratkan bahwa dirinya bukan suatu ancaman.

"Irawan si pengendali teleportasi, namaku Genta. Ikutlah bersamaku. Tenanglah. Kau di dunia pararel ini sudah menikahi Ayu dan memiliki anak bernama Arum. Akan aku pertemukan kau dengan..." (Tuan Irawan muda melesat tajam dan menancapkan tombak kristal es di bahu Genta hingga tertanam kebawah lantai gedung).

"CUKUP!!! Ikut kesana, ikut kesini. Aku sudah muak selama dua minngu lebih di dimensi pararel ini. Kalian sangat aneh. Kenapa aku seperti layangan yang ditarik-ulur. Teleportasiku hanya untuk berpindah tempat, bukan berpindah dimensi waktu dan bertemu orang-orang abstrak seperi kalian. Sekarang bicaralah, apakah di alam dunia ini, ada pengguna kekuatan penembus ruang waktu? Siapa pria berbaju serba putih itu yang sengaja menodongkan senjata kepada aku dan Ayu? (Tangannya menjadi kristal es keras sembari mencekik leher Genta).

Seketika kelabang raksasa Genta keluar dari balik lehernya, memanjang kearah Robert dan tak sengaja menggigit sayapnya sekaligus mengembalikan kesadaran Robert.

"Ah, aku mulai tersadar. Bersiaplah tuan Irawan muda! Ludah iblis! " (Mulut Robert menganga lebar dan memuntahkan pijaran api kepada tuan Irawan Muda).

Genta yang ada pada genggaman tuan Irawan muda tiba-tiba terlempar dan mengenai serangan Robert. Lalu tuan Irawan muda mengelak kemudian berlari dengan cekatan membelakangi Robert sambil mengeluarkan nafas es dari dalam mulutnya.

"Harus punya jurus ya? Hebat, seperti di film-film. Akan ku coba. Kuku beruang kutub pencabik daging!" (Jari-jarinya dilapisi lapisan es runcing menyerupai kuku tajam mengarah pada kepala Robert).

"Trisula Ular Titanoboa!" (Ekor trisula Robert berhasil menangkis serangan cabikan kuku es tuan Irawan muda).

"Belati minus seratus derajat celcius!" (Tuan Irawan muda melemparkan pisau belati tersebut dan mengenai kening kepala Robert).

Tuan Irawan muda kemudian tersenyum lega karena serangannya tepat sasaran. Tak lama kemudian ia berbalik arah untuk menuju Genta yang sedang tertahan oleh tombak kristal esnya. Namun saat tengah berjalan, langkahnya berhenti karena belati pisau esnya sekarang menancap di punggungnya. Akibatnya, ia terduduk kesakitan dan segera mencabut belati esnya.

"Untung saja aku memperlambat laju belati itu dengan Lidah Iblisku. Kalau tidak benda itu akan menembus tengkorakku. Kau di umur semuda ini sangat keren, tuan Irawan. Aku memujimu sebagai tuanku." (Darah dari kening mengalir melewati hidung Robert).

"Kalau kau adalah bawahanku, jadi tunduklah padaku! Kembang api es!" (Ia melemparkan semacam bola kaca ke kaki Robert dan tidak terjadi apa-apa).

"Hahaha. Bola bodoh. Percuma sa... (Bola tersebut tiba-tiba meledak dan menyebarkan serpihan kristal es tajam yang membuat sekujur tubuh Robert terluka seketika).

"Tombak kristal es!" (Tuan Irawan muda menusuk perut Robert hingga menancapkannya ke dinding hingga Robert tak dapat bergerak).

Dalam luka bakarnya Genta memaksakan regenerasinya secepat mungkin dan berusaha untuk bangkit berdiri. Setelah itu ia sedikit berlari ke arah tuan Irawan muda. Sekejap mata ekor kalajengking Genta menujam tajam kearah tuan Irawan muda dan berhasil mengenai perutnya.

"Ku mohon Irawan. Aku bisa membantumu. Tenangkanlah dirimu, mari ikut bersamaku. Aku punya banyak informasi yang kau butuhkan. Semuanya akan baik-baik saja. Jangan mati sia-sia disini. Kau akan menikahi Ayu, bukan? Ayolah!" (Genta melepaskan ekor kalajengkingnya dari perut tuan Irawan muda).

"Sial. Tidak ada untungnya aku bicara pada kalian. Tidak ada bukti pasti" (Ia melempari bola granat kristal pada Genta)

"Aku tidak akan goyah! Karena aku harus menyelamatkan dunia pararel ku dan nasib ayah dari perempuan yang aku sayangi. Aku sangat mencintai anakmu, Irawan. Jangan khianati usahamu dalam melindunginya. Anggap saja usahamu itu melewati diriku. Hiduplah dalam dunia ini sementara waktu dan mari kita ungkap kebenaran dari sang Predator berjubah putih yang membuat semua ini jadi kacau. Kebenaran didalam fakta biasanya adalah pil pahit yang akan mengobati seluruh keadaan" (Dengan luka sayatan akibat serpihan kristal es, Genta tetap gigih berusaha meyakinkan tuan Irawan muda).

Sesaat ekor Robert tegak berdiri dan melepaskan tiga tembakan ujung trisula tajamnya hingga mengenai punggung tuan Irawan muda. Kemudian Robert bangkit mematahkan tombak es tuan Irawan muda, lalu terbang melilit tubuh Genta dengan ekor bajanya sembari menggenggam rambut Genta.

"Aku bilang tunggu saja di mobil dan jangan ikut campur, pemuda beracun. Nanti juga kau akan ku berikan jatah padamu. Baiklah! Sekali dayung dua pulau kulewati" (Meludahi wajah Genta dan melempar tubuhnya kepada tuan Irawan muda yang sedang terluka parah oleh trisulanya).

Robert menyiapkan dua trisula dari patahan ekornya seakan siap mengeksekusi dua orang tersebut yang sedang terluka. Akan tetapi, tuan Irawan muda menendang tubuh Genta agak jauh. Alhasil serangan Robert bertumpu pada tubuh tuan Irawan muda. Dari kejauhan tuan Irawan muda berteriak pada Genta.

"GENTA! Jika Ayu masih hidup, sampaikan salamku padanya dan tolong nikahi anakku agar kau bisa menjaganya. Anakku cantik kan? Jaga ia dengan nyawamu Genta. Terlebih lagi, tolong temukan kebenaran untuk kita semua!!! Aku menyelipkan kertas catatan harianku di celanamu. Aku coba bertaruh takdir padamu. Maaf, sejak awal aku melukai mu" (Tuan Irawan muda segera membuat dua bola peledak kristal es yang kali ini lebih besar).

Bola kristal es tersebut perlahan mengeluarkan cahaya terang kemudian disusul oleh tuan Irawan muda yang menghampiri Robert dengan mendekap erat tangan kanan Robert. Ternyata hal tersebut dilakukan tuan Irawan muda untuk meledakan dirinya beserta Robert. Namun Robert sekuat tenaga terbang keatas dan berusaha melakukan gerakan spiral agar dekapan tuan Irawan muda terlepas.

(BOOM!!!)

Tuan Irawan muda tewas dengan tubuh yang hancur oleh ledakan kristal es, dan mayatnya hangus hilang terbakar.

Serpihan kristal es berwarna putih bercampur merah darah jatuh dari atas Genta. Dengan luapan amarah, ia berlari menggunakan empat kaki laba-laba raksasa dari balik punggungnya dan menyiapkan ekor kalajengkingnya untuk membantai Robert. Setelah mencari tubuh Robert, akhirnya ia menemuinya dengan keadaan pergelangan tangan kanan dan pergelangan kaki kanan yang sudah putus bersimbah darah.

"Aku akan menangkapmu dalam keadaan hidup ataupun mati atas perbuatanmu terhadap Irawan muda. Semua orang berhak mendapatkan kesempatan. Berdirilah laki-laki yang susah mati! Mungkinkah tekad bara api mu padam oleh kekuatan es anak sekolah!?" (Suara Genta menggema seisi gedung).

Robert seperti biasa penuh dengan kejutannya bangkit kembali menggunakan sayapnya terbang ke atas dan menyemburkan pijar api panas. Namun Genta dapat menghindarinya dengan leluasa menggunakan kaki laba-labanya. Pertarungan sengit berlangsung tegang diantara keduanya sampai membuat luka-luka fatal. Akhir pertarungan tersebut ternyata dimenangkan oleh Genta dengan berhasil melubangi perut dan kedua sayap Robert.

"Kelabang, kalajengking, laba-laba, regenerasiku... Kalau kau tidak membakarku sejak awal dan aku tidak menerima serangan Irawan muda, aku bisa menunjukkan kekuatanku lebih banyak, Robert. Aku saat ini tersedak darahku sendiri seakan sekarat. Aku akan menggunakan cara klasik" (Genta mencekik leher Robert).

"Sudahlah anak-anak muda. Mau minum kopi untuk menenangkan suasana?" (Tuan Irawan Dewasa meletakkan ujung senjata shotgun dikepala Genta).

Secepat kilat Genta berhasil mengelak, lalu mengeluarkan satu kaki laba-labanya pada energi terakhir untuk segera melompat keluar gedung, menjauhi tuan Irawan yang bersekutu dengan Robert. Setelah itu Genta dan kondisi luka-luka fatalnya bergegas masuk kedalam mobil dan pergi menuju persembunyian Tim Enam.

"Sial, sial, sial, sial... aku hampir saja membunuh si iblis Robert. Tapi, catatan kecil milik Irawan muda ada di sakuku. Aku harap ada secercah informasi berharga. Terimakasih Irawan muda berkekuatan kristal es. Aku akan menepati permintaanmu" (Pedal gas mobil ia injak sekuat tenaga menuju persembunyian Tim Enam).