Chereads / Temukan Kebenaran / Chapter 8 - TEMUKAN KEBENARAN Chp 15-16

Chapter 8 - TEMUKAN KEBENARAN Chp 15-16

Chapter 15: Utarakan

Kini kendali 1, 3 dan 5 mengahadap tuan Irawan di ruangan laboratorium dengan melaporkan status misi penculikan Arum oleh protokol 12 selesai terlaksana.

"Selamat! Selamat! Aku sangat puas dengan kerja kalian. Proyeksi ku dalam membuat praktik penyatuan mutasi tubuh manusia dan mesin berjalan lancar. Kendali 1, anakmu akan segera melakukan operasi intens bulan depan. Tetapi, jika kerjamu semakin baik..." (Kendali satu berjalan dengan santai, lalu memukul kuat wajah tuan Irawan hingga berdarah).

Seketika tuan Irawan terduduk diam dengan perlakuan kendali 1.

"Jangan mengoceh terlalu banyak didepanku. Kau tahu? Arahamu dalam perjalanan misiku sangat membuatku trauma. Aku harus membunuh 2 kendali protokol yang masih sangat muda. Kau bilang ini suatu pencapaian? Lagipula, saat seluruh Tim Enam tak sadarkan diri diakhir pertarungan, mengapa tidak menyuruhku bersama kendali 3 untuk membawa mereka ke laboratorium terkutuk ini!?".

Terlihat kendali 5 meneteskan air matanya hingga membasahi jas khusus kendali protokol 12.

"Kapten, tuan Irawan.. Aku tidak percaya kendali 8 dan 10 mati begitu saja. Mereka masih anak-anak. Aku setuju dengan perkataan kapten. Untuk misi selanjutnya, tolong akhiri saja semuanya dengan cepat, tanpa menculik satu-persatu. Aku khawatir akan banyak jatuh korban lagi. Bagiku, ini bukan pencapaian. Ini mengutarakan pembantaian".

Tiba-tiba leher kendali 1 dililit oleh ekor baja yang di ujungnya memiliki trisula.

"Berani sekali kau membuat tuanku berdarah. Kau mau mati, HAA!!!? Ikuti saja segala perintah dan ambil upah beserta keinginan kalian yang akan tuan Irawan wujudkan. Tidak perlu repot-repot" (Robert terlihat kesal dengan perilaku para kendali protokol yang seakan membelot tuan Irawan).

Kendali 1 langsung mengaktifkan tali berujung tombak dari pergelangan tangannya kearah perut Robert hingga membuat Robert terjatuh. Terlihat ujung tombak tersebut masih menancap di perut Robert.

"Sudahlah. Aku minta maaf, kendali 1. Aku lupa menjelaskan, kalau sisa kendali protokol 12 aku pekerjakan untuk menangkap duplikatku yang ada di tempat persembunyian Tim Enam. Kendali 11 dan 12 aku berikan misi untuk menangkap duplikat Irawan. Sisanya menjaga gedung dan fasilitas rahasia ini, sembari menunggu Robert sembuh. Aku memikirkan segala kondisi. Jadi tenanglah dulu. Lagi pula, aku selalu siaga untuk melacak duplikatku yang datang ke bumi yang kita pijak ini. Tolong, kita harus bersatu. Pulihkan tenaga kalian. Agen lain memberitahu ada pergerakan aneh di blok c. Mungkin itu duplikatku yang akan mengamuk kembali. Sekali lagi kalian membuat kegaduhan, akan aku ledakkan seisi kota dengan bom nuklir rahasiaku".

Semua orang yang ada di ruangan terlihat ketakutan, membenahi diri dan mengikuti arahan dari tuan Irawan dengan patuh.

Suasan beranjak pada ruangan laboratorium yang ada di lantai bawah. Tepat didalam ruangan tersebut, kendali 11 dan 12 menjaga tuan Irawan yang berhasil mereka culik dari Tim Enam.

"Hei, kendali 12. Aku sangat bosan menjaga orang tua ini. Aku mau keluar membeli kaloci. kau suka kaloci?"

Kendali 12 menggaruk-garuk kepala seakan tidak mengerti dengan perkataan kendali 11.

"Aku tidak tahu kak makanan apa itu. Tapi, boleh saja kau membawakanku rasa cokelat. Eh, tapi rasa susu juga enak kayanya. Eh, tapi terserah kakak aja deh".

Kendali 11 mengiyakan permintaan kendali 12 dan pergi menggunakan mobil ke toko kaloci.

"Akhirnya sampai juga. Kalau dipikir-pikir, apa-apaan barusan? Aku benci sekali dengan jawaban terserah. Aku jadi bingung untuk beli rasa apa untuk adik perempuanku yang bodoh itu".

Didepan penjual kaloci, kendali 11 tiba-tiba ditabrak oleh lelaki yang membawa sangat banyak bungkusan kaloci berbagai rasa. Alhasil makanan tersebut berserakan diatas tubuh kendali 11.

"Aduh!! Maaf! Maaf kak. Biar saja, tidak apa-apa. Ini salahku. Aku terlalu terburu-buru. Beberapa minggu ini aku cukup dibuat repot oleh abangku. Kurang ajar. Dia kecelakaan bersama teman-temannya dan malah aku yang harus berurusan dengan kasus itu. Ini uang untuk permintaan maafku".

Ternyata itu adalah Adi, adik dari Genta yang tanpa sengaja bertemu kendali 11.

"Tentu saja pihak kepolisian dan forensik akan kebingungan dengan serpihan daging dan besi yang bertaburan di jalanan" (Kendali 11 bergumam pelan).

Adi tidak sengaja mendengar perkataan pelan kendali 11 dan tertarik dengan ucapan tersebut.

"Apa!? Kau tahu insiden yang menimpa abangku? Apa kau pihak kepolisian atau pihak forensik? Terlebih lagi, kau memakai pakaian rapi berjas seperti ini. Tunggu dulu. Bola matamu..." (Adi mendekati wajah kendali 12).

Secepatnya kendali 11 berdiri dengan salah tingkah. Hal tersebut membuat Adi merasa semakin tidak nyaman terhadap perilakunya didepan banyak orang.

"WOY! a.. aku. Aku perempuan! Ja.. jadi jangan seenaknya mendekatkan wa.. wajahmu dihadapan ku" (Kendali 11 memasang wajah dengan pipi kemerahan karena salah tingkah, karena rupanya ia mengenal Adi).

Adi meraih tangan kendali 11 dan mengajaknya untuk duduk di kursi depan toko penjual kaloci.

"Jangan salah tanggap dulu. Aku bukan laki-laki mesum! Indah. Kau Indah kan? Kau sekarang bisa melihat? Kau punya mata palsu?" (Seketika Adi memeluk erat tubuh kendali 11, sambil menangis).

Mereka berdua membeku dalam pelukan tanpa menghiraukan orang-orang disekitar. Burung-burung merpati mulai berterbangan diatas kepala kendali 11 dan Adi, lalu mengitari gedung-gedung sekitar perkotaan.

"A..Adi..." (Raut wajah kendali 11 terlihat sedih dan terlihat matanya mulai memerah).

Seketika Adi menarik tangan kendali 11 kedalam mobilnya untuk berbincang sebentar.

"Kau kemana saja, Indah!? Bapakku sudah gak ada. Kau juga langsung hilang. Bahkan batang hidung kau pun tidak muncul di kota ini. Bapak udah meninggal. To.. tolong. Maafkan aku" (Adi sekali lagi memeluk erat badan kendali 11).

Namun, kendali 11 langsung membuka pintu mobil berlari sekencang-kencangnya. Akan tetapi Adi sontak saja berlari menyusul kendali 11. Dengan susah payah Adi menarik jas kendali 11 hingga membuat mereka berdua tersungkur dijalan.

"Adi! Lepaskan! Jangan cari aku lagi. Bola mataku adalah hadiah untukmu, dan untuk Bapak karena sudah membantu ekonomiku. Kau sahabatku yang terbaik. Maaf tidak datang ke pemakaman pak Gilang, karena aku sibuk bekerja".

Adi menatap heran ke arah Kendali 11.

"Kau bekerja??? Yang benar saja. Kau buta, Indah. Kerja apa kau selama ini? Semenjak dari mendonorkan matamu di rumah sakit, kau langsung menghilang. Aku sudah menelusuri orang yang menjemputmu. Keluargamu bahkan tidak memperdulikanmu. Kau hilang begitu saja bersama Nadia, adikmu" (memasang wajah kesal).

Tanpa basa-basi kendali 11 mengeluarkan pistolnya dan menembak ke arah Adi. Tetapi Adi dengan gesit mengelak tembakan tersebut.

"Berhenti! Disini banyak orang-orang, Indah! Dengarkan aku sekali ini saja. A.. aku jujur mencintaimu sejak itu. Aku tahu aku egois. Kau dari keluarga yang tajir, tetapi ditipu oleh keluarga mu sendiri. Aku ingin menolong mu! Maaf kalau aku lan..." (Seketika bahu Adi tertembak dan memuncratkan darah).

Adi terkapar lemas sambil terengah-engah. Kendali 11 yang melihat hal itu langsung terduduk dan termenung. Tiba-tiba dari belakang, seorang lelaki memegang tongkat besi memukul kuat kepala kendali 11 hingga pingsan.

"Lapor, disini kendali 9. Kendali 11 sudah diamankan. Cihh... Menyebalkan sekali. Kenapa tuan Irawan harus memperkejakan perempuan juga. Sangat lemah, sangat lembek. Akan ku hajar habis-habisan kau, kendali 11!" (Menyeret tubuh kendali sebelas kedalam mobil).

Chapter 16: Perburuan singkat

Di salah satu kantor rahasia tuan Irawan yang berada di blok c diperlihatkan semua orang sibuk mengurusi berkas. Orang-orang saling berjalan dengan langkah cepat, diiringi kode alaram yang menandakan hal buruk. Kemudian operator yang berada didalam ruangan mulai menghubungi kendali 9.

"Kendali 9! Kendali 9! Masuk! Ada 2 orang mengikutimu dari...ke.. sesuai instruksi tuan Irawan, ma... Kalahkan... " (Suara operator tersebut tidak terjangkau di alat komunikasi kendali 9 yang ada di kupingnya).

Karena kesal tidak mendapati informasi yang jelas, kendali 9 menginjak rem mobil dan langsung keluar dari dalam mobilnya meninggalkan kendali 11.

"Operator BODOH! Bilang saja aku harus mengalahkan seseorang. Tidak perlu repot-repot banyak omong. Aku tahu, aku tahu! Ini blok c. Jaringan disini sedang diperbaiki dan ada pergerakan aneh dari laporan pusat kantor rahasia" (Kendali 9 membuka jasnya, memperlihatkan kedua lengan besinya yang sedang memegang tongkat besi).

Terlihat dari kejauhan, seorang lelaki berlari kencang ke arah kendali 9. Sosok tersebut dengan cepat menghajar perut kendali 9 hingga badannya terpental.

"Nggghh!!! Sakit sekali. Sakti sekali. Lawan yang ini pastilah duplikat tuan Irawan. Ini misi berbahaya" (Kendali 9 bangkit dengan kaki yang sedikit bergetar).

Kemudian sosok lain datang menghampiri kendali 9. Sosok tersebut terbang diatas bangunan, menutupi sinar matahari dari pandangan kendali 9.

"Kau dan perempuan itu ada urusan apa dengan laki-laki yang tertembak barusan? Kau bukan polisi sepertinya, karena meninggalkan korban tertembak begitu saja. Anomali yang aneh. kekuatan yang aneh di tubuh ini juga begitu. Aku akan mengintrogasimu setelah kau sadar dari pingsanmu nanti".

Tidak lama kemudian operator dari kantor rahasia menghubungi kendali 9 lagi.

"Agen kendali!? Apa kau dengar? Jaringan sudah stabil. Didepan, adalah 2 duplikat tuan Irawan yang baru saja tiba di dunia kita! Bertahanlah. Bantuan akan segera..." (Jaringan terputus kembali).

Sontak saja kendali 9 melempar tongkat besi yang ada ditangannya ke arah duplikat tuan Irawan terbang. Tongkat besi itu dilengkapi rantai panjang yang bisa dikendalikan oleh kendali 9 dan terlihat sudah melilit leher duplikat tuan Irawan terbang.

"Matilah kau!" (Tongkat besi kendali 9 mengeluarkan arus listrik yang sangat tinggi, hingga membuat duplikat tuan Irawan terbang tersentrum hingga jatuh).

Melihat hal tersebut, sekutu duplikat tuan Irawan terbang datang dengan cepat dan hendak memberi pukulan kearah wajah kendali 9, namun pukulannya meleset. Akan tetapi pukulan tersebut tanpa sengaja memutuskan rantai dari tongkat besi kendali 9.

"Menyerahlah. Aku dan temanku yang bisa terbang ini akan membantai mu jika kau tidak menurut" (duplikat tuan Irawan yang terlihat kekar itu menatap tajam mata kendali 9).

Kemudian duplikat tuan Irawan terbang bangkit dan melesat cepat kearah kendali 9 sembari memberi tinjuan telak tepat di wajah kendali 9. Akibatnya mereka berdua terseret beberapa meter. Terlihat bibir dan hidungnya mulai mengucurkan darah atas pukulan telak duplikat tuan Irawan terbang. Namun, kendali 9 masih dapat berdiri tegap sambil mencengkram bahu duplikat tuan Irawan terbang.

"Mengalahkanku? Coba saja. Aku harus tetap hidup, sampai istriku waras dan keluar dari rumah sakit jiwa. Aku sudah berjanji dengan istriku untuk mengembalikan pikiran kacaunya semenjak kecelakaan mobil yang ia derita. Ngomong-ngomong, kau juga ikut terseret ya? Kelihatannya kau belum terbiasa dengan kekuatanmu, tuan Irawan".

Tiba-tiba tangan besi kendali 9 mengeluarkan listrik yang kini berkali-kali lipat. Aliran listrik tersebut membuat melepuh sekujur tubuh tuan Irawan terbang. Alhasil kendali 9 kini benar benar menumbangkan duplikat tuan Irawan yang dapat terbang tersebut. Setelah itu dengan cepat kendali 9 menembak kepala duplikat tuan Irawan yang sudah tergeletak tidak berdaya.

"Tenanglah. Aku babak belur seperti ini masih bisa berdiri. Aku masih bisa menunjukkan pertunjukkan yang lebih menarik. Hei yang disana! SINI HADAPI AKU!" (Teriakan kendali 9 seakan menantang duel duplikat tuan Irawan yang bertubuh kekar).

Mereka berdua langsung berlari untuk menghampiri satu sama lain. Tetapi sebelum mereka berduel, polisi datang menghadang.

"Kalian tiarap! Cepat tiarap!" (Salah satu anggota polisi memperingati mereka berdua).

Tanpa ragu, duplikat tuan Irawan kekar kembali berlari dan menghajar satu-persatu anggota polisi yang ada. Peluru yang digunakan polisi untuk melumpuhkannya tidak berguna sama sekali. Hal tersebut menjadi pertimbangan bagi kendali 9.

"Boleh juga kau ya.. Aku sepertinya harus lebih serius menghadapimu".

Orang-orang disekitar tempat pertarungan berhamburan, berlari panik menghindari kekacauan yang telah terjadi.

"MENYERAHLAH! semua polisi sudah ku kalahakan" (Duplikat tersebut kini berlari begitu cepat kearah kendali 9 tanpa memperdulikan kendaraan yang sudah hancur oleh cara berlarinya yang menerobos membabi-buta).

Akhirnya duel antara kendali 9 dan duplikat tuan Irawan kekar pecah. Mereka saling jual beli pukulan hingga membuat tangan besi kendali 9 terlihat sedikit remuk. Terlihat pukulan kendali sembilan dengan lincah mengarah ke seluruh tubuh duplikat tuan Irawan kekar, begitu pula sebaliknya.

"SIALAN!" (tangan besi kendali 9 memperlihatkan warna merah, mengisyaratkan kalau mekanisme tangan robotik tersebut sudah memanas).

Duplikat tuan Irawan kekar terlihat besarbdan lambat. Namun ia juga memiliki pertahanan yang keras, dengan dibuktikannya kini tangan besi sebelah kiri kendali 9 remuk dan hancur dibagain jari-jemarinya.

"Wahh.. kau kuat. Kau layak menyandingi kekuatan otot ku" (Tubuh duplikat tuan Irawan kekar baik-baik saja, namun terlihat wajahnya sudah babak belur dihajar kendali 9 hingga mematahkan beberapa giginya).

Tanpa pikir panjang, duplikat tersebut memiting lengan kiri kendali 9, kemudian mematahkan lengan besi tersebut hingga putus.

"Ngggh!!!" (Kendali 9 tiba-tiba meludahi kedua mata duplikat tuan Irawan kekar dengan darah yang ada dari dalam mulutnya).

Pandangan duplikat tuan Irawan kekar sekarang menjadi buram akibat ulah kendali 9. Situasi ini dimanfaatkan dengan baik oleh kendali 9. Ia langsung melompat ke atas tengkuk duplikat tuan Irawan kekar, lalu mencekik leher duplikat tersebut menggunakan kuncian kaki, layaknya petarung gulat.

"Kghh...!" (Duplikat tuan Irawan kekar terlihat tidak dapat bernapas).

Serangan terakhir kendali 9 berikan dengan cara memasukkan genggaman lengan besinya kedalam mulut duplikat tuan Irawan kekar. Akan tetapi kepalan tangan tersebut digigit oleh duplikat tuan Irawan kekar hingga remuk. Kendali 9 segenap mengerahkan tenaga terakhirnya dengan memaksakan lengan besinya untuk ditancapkan kedalam kerongkongan duplikat tuan Irawan kekar agar menahan pernapasannya.

"Akhirnya... K.. kau, kalah. Terimakasih" (kendali 9 berhasil menumbangkan duplikat tuan Irawan kekar dengan segala upayanya).

Kenyataannya, tubuh besar duplikat tuan Irawan kekar tidak mampu menahan kuncian gulat kendali 9 yang mengakibatkan dirinya kalah. Kendali 9 pun terjatuh terlentang bersama tubuh duplikat tuan Irawan kekar.

Setelah beberapa menit, kendali 9 kembali bangkit, menyeret perlahan tubuh 2 duplikat tuan Irawan kedalam mobil dengan sisa-sisa tenaga yang ada. Kemudian ia menyetir mobil tersebut dengan sedikit oleng, mengingat ia kehilangan tangan kiri dan kerusakan fatal pada tangan kanannya.

Sesampainya di depan kantor, terlihat tuan Irawan sudah menyambutnya beserta kendali 1, 3, dan 5 yang ada dibelakang. Kendali 9 dengan wajah lebam tersenyum kearah mereka dengan mengangkat tubuh duplikat tuan Irawan terbang di pundaknya dan tangan kanannya sedang menggenggam rahang mulut duplikat tuan Irawan kekar, sambil menyeretnya kedalam kantor.

"Orang ini gila. Seperti istrinya. Aku jadi ragu jika tidak akrab dengannya" (kendali 1 keheranan dengan gelagat kendali 9).

Kendali 3 dan 5 langsung menuju mobil kendali 9 untuk memeriksa keadaan kendali 11.