Angin malam yang dingin membekukan air mata yang hendak mengalir, perasaan tidak percaya diri selalu menghantui nya setiap saat. Bahkan setelah semua prestasi dan keberhasilan yang di raihnya Putri masih terus saja merasa takut.
"Putt kamu kayaknya terlalu berpikir berlebihan deh, aku nggak bisa jamin semua orang yang memuji kamu itu tulus. Tapi dengan semua prestasi kamu saat ini bukan kah harusnya kamu merasa bangga dan bukannya rendah diri. Yang kamu lihat di toko tadi sore bukan gambaran dirimu, semua orang tahu kamu itu baik dan nggak pernah sombong. Jadi hal yang kayak tadi nggak bakalan kejadian sama kamu nantinya...." Azis menepuk-nepuk bahu Putri
"Selain mereka merendah kan ibu tersebut.... para ibu-ibu juga tampaknya mulai berasumsi soal Mba Sarah. Dan sepertinya mereka sudah sangat yakin tentang hal tersebut...." Putri menatap Azis, mendengar nama Sarah di ceritakan dalam kisah Putri membuat Azis kebingungan
"Mereka berasumsi apa?" tanya Azis penasaran