Galaksi menginjakkan kakinya di rumah besar milik mereka. Tidak, Galaksi tidak langsung menuju ke kamarnya, melainkan ia turun ke lantai bawah dimana alat-alat untuk nge-gym dan berolah raga ada disana. Tidak ada seorang pun disana selain Galaksi. Dengan perasaan yang campur aduk, Galaksi langsung menghampiri sasak tinjunya dan memukulnya dengan sekuat tenaga. Tanpa sadar Galaksi melakukan aksinya itu dengan kecepatan penuh dan bahkan wajahnya sudah sangat memerah akibat terlalu menahan emosi dan rasa lelah yang Galaksi tidak dapat menyadarinya.
"I hate my life!" teriaknya dengan sangat frustasi.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Suara pukulan-pukulan keras yang dilayangkan oleh Galaksi memenuhi indra pendengarannya dan membuat Galaksi mulai nyaman dengan ritme tinjunya yang seakan menjadi melodi baginya.
"Kenapa harus begini lagi sih?" tanyanya dalam hati setelah berusaha melampiaskan emosinya dan keluar dari rasa tidak nyaman bagi Galaksi sendiri.