Reynar berlari, tak menghiraukan panggilan Chandra yang kini dilanda kecemasan karena anaknya itu belum sembuh total. "Sebenarnya anak itu mau ke mana, sih?" Kemudian Chandra memilih untuk memasuki ruang kerjanya, berpikir bahwa mungkin Reynar akan kembali lagi.
Sementara Reynar terus berlari, mengejar sosok ibunya yang terus melangkah menuju sebuah mobil dan berbincang dengan seseorang uang mengemudi. Masih muda, mungkin seusianya dan sosok yang duduk di samping kemudi itu tak asing untuknya.
"Juna? Kenapa mama sama Juna? Apa mereka saling mengenal?"
Juna Erland Faith, sosok pemuda pintar dan kapten basket yang merupakan sahabatnya. Bagaimana mungkin Reynar tak mengenalnya jika Juna saja selalu bersamanya.
Kemudian ada denyut menyakitkan yang Reynar rasakan kala melihat senyuman ibunya untuk Juna, tangan yang kerap menyakitinya mengusap sayang kepala Juna, juga kecupan hangat itu pun mendarat di pucuk kepala Juna.