Eldo mengernyit, kemudian menatap layar handphonenya memastikan siapa si pemanggil. Masih tetap dengan nama 'Bocah Rese' yang berada di layar tetapi mengapa sahabatnya yang berbicara? Ke mana bocah rese itu?
"Kenapa lo pake hp bocah itu? Adik gue mana?"
"Nah itu dia El, gue nemuin adik lo pingsan nih di kantin."
"Hah?! Lo bercanda kan? Gimana bisa bocah itu pingsan."
"Ya bisa lah kalau adek lo aja lagi sakit. Badannya panas banget ini, buruan lah lo ke kantin terus bawa ke UKS."
"Kenapa nggak lo aja sih yang bawa bocah itu ke UKS."
"ELDO LO TUH BRENGSEK BANGET SIH, INI ADIK LO YANG PINGSAN BUKAN ADIK GUE." Teriakan membahana dari Lian membuat Eldo menjauhkan ponselnya dari telinga, mengusap indra pendengarannya yang berdengung.
"Iya ga usah nge-gas bisa kan."
"Lo yang bikin gue kesel El. Pokoknya lo cepetan ke sini, gue masih ada urusan di OSIS buat ngurusin anak-anak yang terlambat."
"Tapi gue juga ada urusan di OSIS jadi--"