"Ayo, ikut gue." Gadis itu menariknya ke bangku yang ada di bawah pocin alias Pohon Cinta—tempat andalan buat cowok-cewek di sekolahnya melakukan PDKT.
Naya mengeluarkan pensil dan kertas gambarnya yang tidak diterima oleh gurunya. Gadis itu menuliskan beberapa kalimat.
"Nih, kalau lo bisa jawab dengan benar tiga aja, kita pacaran aja langsung."
Rudy menatap kertas yang kini sudah ada di tangannya. Hanya ada lima baris kalimat yang ditulikan di sana. Dan ia hanya perlu menjawab dengan benar tiga di antaranya.
Satu menit. Dua menit. Tiga menit. Bahkan saat bel masuk berbunyi, Rudy belum menuliskan apa-apa. Ia hanya mengamati kertas itu.
"Gak bisa jawab kan?! Gue nggak ngerti sama jalan pikir lo. Lo suka sama gue tapi gak tau apa-apa soal gue. Bahkan dikit pun lo gak tau."
Naya bangkit berdiri. Sebelum ia benar-benar meninggalkan Rudy, gadis itu menatapnya lekat-lekat.