Dua minggu kemudian, Naya dan Rudy masing-masing bersama timnya sama-sama berhasil masuk ke babak terakhir pertandingan setelah berhasil melewati babak sebelumnya.
Naya mengukir senyumnya. Kali ini ia tidak akan membiarkan Rudy menang. Ia akan membuat laki-laki itu menyesal menerima tantangannya. Naya tidak sabar menunggu kemenangannya.
Seperti Naya, Rudy pun sama. Ia yakin bahwa timnya juga bisa memenangkan pertandingan kali ini. Laki-laki itu meneguk mineralnya dan tersenyum tipis. Ia akan membuat Naya menjadi miliknya dengan kemenangannya kali ini.
"Gue bakal menang, lo jangan kabur nanti." Rudy mengacak rambut Naya sebelum ia memasuki lapangan.
Naya menepis tangan Rudy. "Jangan terlalu pede deh, Rudy."
"Harus pede dong, tim gue kan bentar lagi jadi pemenangnya." Laki-laki itu semakin bersemangat.
"Cewek mulu lo, ayo buruan." Rafa—kapten tim basket putra menegurnya.
"Bentar"