Orang itu tersenyum tipis lalu menarik Naya ke sampingnya. "Pak, maaf, ya. Keponakan saya ini emang rada pelupa, mungkin karena kita udah lama nggak ketemu."
"Sorry ye, Bang. Kita itu baru kali ini ketemu." Naya menjauh dari sisi laki-laki itu. Ia menatapnya dengan perasaan dongkol. Enak saja mengatakan dirinya ini pelupa.
"Pak, bisa kita bicara berdua?"
Indra mengangguk lalu menyuruh Naya kembali masuk ke dalam. Kedua pria itu duduk di kursi rotan dan mulai pembicaraannya.
"Jadi, satria ini beneran omnya Naya?" indra bertanya memastikan sekali lagi.
Satria mengangguk. "Saya ke sini mau jemput Naya atas perintah ayahnya Naya, Pak. Mereka berdua ada sedikit masalah," ungkap Satria.
"Kalau gitu, Bapak sendiri nggak bisa larang." Indra tersenyum tipis.
Ia kemudian memanggil Naya dan meminta gadis itu untuk segera pulang. Awalnya Naya menolak keras hal itu, tapi setelah Satria menghubungi Damaris agar Naya benar-benar memercayainya, akhirnya Naya menurut juga.