"Awas aja kalau dia kenapa-napa, gue cincang lo!" Naya menatap sengit pada Fadli.
Laki-laki itu terlihat ngos-ngosan dan napasnya pendek-pendek. Perkelahian tadi di luar rencananya. Namun, ketika orang yang juga menaruh hati pada kekasihnya—Freyya, menginginkan gadis yang notabenenya sebagai pacarnya itu menjadi bahan taruhan untuk di balapan selanjutnya berhasil membuatnya naik darah.
Bagi seorang Fadli Effendy, Freyya adalah segalanya setelah keluarganya. Gadis itu memperkenalkannya pada perasaan yang membuat pipinya merona dan jantungnya berdetak berkali-kali lebih kencang saat berada di dekatnya. Menjadikan Freyya sebagai milik satu-satunya adalah tujuannya. Ia tidak akan mau membiarkan siapa pun berani mendekati apalagi mengambil Freyya darinya. Sebab Fadli begitu mencintai Freyya.
Tawa renyah dengan nada mengejek Fadli berikan pada Naya. "Lain kali kasih tau dia kalau gue nggak akan kasih cewek gue buat dia. Bajingan lemah itu nggak pantas buat Freyya."