Rudy tersenyum kikuk. Lalu mengulurkan tangannya untuk berjabatan dengan setiap orang yang ada di sana. Namun, ketika ia memperkenalkan dirinya pada salah seorang laki-laki dengan tubuh berotot dan berkulit gelap itu, Rudy merasa ada yang berbeda dengannya. Seperti tidak senang menyambut kehadirannya.
"Valen." Cengkraman tangan laki-laki begitu kuat saat membalas uluran tangan Rudy. Nada suara dan aura yang keluar darinya terkesan begitu dingin dan mencekam.
Naya melihat tangan keduanya masih saling menggenggam. Buru-buru gadis itu melepaskannya. "Jangan lama-lama, ih!"
"Wah, parah lo, Nay! Kasian Valen, udah lama lo gantung sekarang malah bawa yang lain." Poppy—gadis dengan rambut berwarna coklat itu menggeleng.
Kini tangannya menepuk-nepuk bahu Valen yang tampak merosot. Gadis itu mendekatkan mulutnya dan berbisik pelan, "Sekali lo hajar, hancur semua tulangnya."
"Bukan lawan gue kalau yang begitu," bisik laki-laki itu disertai dengan senyumnya yang tampak merendahkan.