"Lo benar. Tapi itu bukan berarti semua orang yang ditolong akan seperti itu. Lo bisa percaya sama gue," katanya mulai putus asa.
Sesungguhnya kalau saja ia masih memliki tenaga untuk bertarung, ia tidak akan duduk diam di atas jok motor cewek yang sempat menolongnya tadi. Tapi, kalaupun masih memiliki tenaga, ia masih percaya bahwa ia itu diibaratkan tikus kecil yang tertangkap tiga kucing liar kelaparan. Ujung-ujungnya pasti akan kalah juga.
Tanpa aba-aba, Naya segera melajukan motornya kencang hingga seseorang yang diboncengnya hampir terjungkal.
"Gak jadi, ya!" teriak Naya pada mereka bertiga.
"Dasar bocah labil!" kesal seorang di antara pria-pria itu.
Cowok yang bersama Naya kemudian menghela napas lega setelah sejak tadi jantungnya berdetak tidak karuan.
"Makasih, lo udah percaya sama gue," gumamnya pelan dan tahu bahwa gadis yang menolongnya itu tidak akan mendengar suaranya.
Sepeda motor Naya kemudian berhenti di sebuah pedagang bakso di pinggir jalan.