"Nanti kalau Rendra sembuh, Rendra mau dipeluk terus sama bunda, bisakan...bunda?"
"Rendra..." Rani terlihat panik saat melihat layar monitor Rendra menunjukkan garis yang tidak stabil.
"B-bun..da.. bang..Dir..ga..." panggil Rendra lirih. Napasnya sudah tersengal-sengal.
Bunda sudah panik, dia gak mau hal ini terjadi. Bunda menekan tombol panggilan darurat sambil terus tersenyum kepada anaknya. Dirga juga menggenggam tangan adiknya itu.
"B-bunda..dan..a-abang....ha..rus...baha..gia...Ren...dra...sa..yang...Bun...daa.. abang..." ucap Rendra sangat pelan.
Rani terus menggenggam tangan dingin Rendra. Dirga sudah terisak, tidak kuasa menahan dirinya.
"Bapak...."
"Juna masih diperjalanan, tunggu sebentar ya sayang."
"Ba...pak..." Dia memanggil bapaknya yang belum tampak olehnya. Dia ingin melihat Juna sebelum terlambat.
Rendra masih tersenyum tipis. Jujur dia tidak mau membuat orang-orang yang dia sayangi menangis seperti ini. Dia tidak mau bunda dan Dirga sedih seperti ini.