Rendra terisak sambil menekan dadanya. Sakit banget. Dia sudah gak tahan. Sesakit itu saat dia melihat Dirga marah kepadanya. Sesakit itu dia melihat Dirga pergi begitu saja.
"2 hari lagi Bapak balik, Bapak akan temani kamu. Bapak akan peluk kamu. Jadi bertahan ya nak."
Rendra mengangguk dalam tangisannya. Walaupun dia sadar Juna tidak melihat dia.
"Udah gak usah nangis lagi ya, nanti Bapak beliin moomin yang gede di sini." Bujuk Juna.
"Rendra udah gede...hiks.." Ucap Rendra disela-sela tangisnya.
"Bukain pintu kamar kamu, dokter Riski ada di depan kamar."
Rendra mengangguk patuh. Dia berdiri walaupun sempat merasakan pusing, tapi dia berusaha baik-baik saja. Dia membuka pintu kamarnya, benar saja sudah ada dokter Riski yang kagetĀ melihat kondisi Rendra. Tidak hanya Dokter Riski, di sana juga ada Ema dan Haekal yang sejak tadi khawatir sama kondisi Rendra.