"Lo egois tau gak Ren, lo benci ya sama gue sampai lo ngerahasiain ini semua dari gue? sampai lo minta Jevano buat gue benci sama lo. Lo sebenci itu sama gue?"
"Bukan gitu Can..." Rendra menggelengkan kepalanya.
"Lo tau takutnya gue saat hp gue nerima notif jantung lo itu??! Gue takut Ren, takut lo pergi! Gue takut banget sekira tadi Tuhan ambil nyawa lo."
"Cukup Nana yang pergi untuk pengobatannya, lo jangan. Gue gak sanggup bayangin hidup gue tanpa lo Ren." ucap Haekal.
Rendra menunduk, mengatur kestabilan emosinya. Walaupun sekarang memang tidak stabil. Jevano ikutan terharu, dia menengadahkan wajahnya agar air matanya tidak jatuh.
"Lo baik-baik aja?" tanya Haekal melunakkan suaranya, tidak seperti tadi. Dia menatap Rendra dan terlihat marah saat melihat tangan kanan Rendra yang diperban.
"Aish, tangan lo kenapa??" tanyanya sambil mendekati Rendra dan menatap lengan Rendra yang diperban.