Jam setengah dua siang, Rendra kebangun dari tidurnya. Dia memegang kepalanya yang tiba-tiba pusing karena tidur nya belum cukup puas. Rendra menatap sekeliling dan baru sadar kalau dia ketiduran di ruang tengah, bukan di kamarnya. Bahkan dirinya juga dikasih bantal dan selimut yang menutupi dirinya hingga ke batas leher. Hal itu membuat badannya basah karena keringat.
Suara bel rumah. Rendra masih mencoba mengumpulkan nyawanya. Dia sudah duduk tapi rasanya badannya masih melayang. Dia melihat Dirga yang pergi membukakan pintu utama. Gak hanya Dirga, tapi juga ada Ema dan Satria di sana.
Di ruang tamu sepertinya terjadi kehebohan. Rendra berdiri sebenarnya tidak ada niatan untuk ikut campur, mungkin itu yang datang teman-temannya Dirga atau Satria. Hanya saja untuk naik ke kamarnya dia harus melewati pintu yang menghubungkan antara ruang dalam kos dengan ruang tamu.