Ditatap dengan penuh kasih sayang, bukan tatapan kemarahan. Dielus dengan kasih sayang, bukan dipukul dengan penuh kebencian. Didengarkan dengan penuh perhatian, bukannya dibentak dan membuat dirinya mati kata. Ditanyai kabar dan cerita, bukannya dituduh dengan hal yang sama sekali tidak dia ketahui.
Andaikan ayahnya bisa seperti itu. Mungkin dia gak akan merasakan rasa sakit seperti ini.
Keesokan harinya mereka bersenang-senang di Snow world dan Ancol. Rendra banyak tertawa dan tersenyum bersama Bapak Juna. Dia puas melakukan banyak hal dan bebas untuk beli apa aja bersama bapaknya itu, asalkan satu, sehat.
Rendra sering menarik Bapaknya itu untuk ikut dalam wahana yang mau dia coba. Begitu juga sebaliknya. Bahkan Bapak Juna memaksa anaknya itu untuk masuk ke rumah hantu. Rendra takut sebenarnya, tapi terpaksa ikut karena menjaga harga diri sebagai cowok di depan Bapaknya sendiri.