Jdarrrr!!! Suara petir dengam sangat keras, hingga terlihat di awan petir yang menyambar. Aku karena takut, langsung refleks menutup telingaku dengan sangat kencang. Bunga yang berada di pundakku juga ikut kaget dengan petir di tambah dengan sikapku yang ketakutan.
"Lo gapapa, Nad? Wajah lo mendadak pucat" Tanya Bunga yang mengingat moment bersamaku, ketika itu juga ada petir yang menggelegar.
"Hah? Gapapa gue" Setelah petir itu terhenti, aku menghela napas dalam-dalam, "Huuh"
"Lo takut ya sama petir?" Tanya Bunga kembali.
"Iya, gue kayak trauma dengar petir. Karena dulu sewaktu gue smp, pas nonton film gitu ada orang yang kesamber petir. Dari situ gue takut kalo petir itu berbahaya"
Bunga mencoba menenangkanku dengan mengelus-elus punggungku, "Udah nggak ada apa-apa kok, udah aman"
"Eh, btw tadi sampai mana ngobrolnya? Sampai manusiawi ya?"
"Udah nggak usah di pikirin dahulu, yang penting lo baik-baik aja sekarang. Ntar kalo lo kenapa-kenapa gue yang di marahin Bunda"