Rian menyalahkan Mail, "Lu sih, ikut-ikutan gaya gue segala"
Mail membantahnya, "Eh anjing. Gue sebenarnya bisa cuman sepatu gue gak mendukung"
Lalu Sindi berusaha menenangkan hatinya, "Udah il, sabar. Lu lagi apes kali"
Dengan tenangnya Abay menyalip jalanku yang berada di paling depan bersama Dona, "Perhatian kalian semua, Abay mau mengucapkan sesuatu serius"
Mendengarkan itu semua anggota OBB langsung memberhentikan langkah kakinya, "Apa sih lu? Mau aktraksi apalagi?" Tukas Dona.
"Jadi gini, berhubung kita akan ujian akhir di sekolah ini. Kita tidak akan bisa bercanda seperti ini lagi, gue bakalan kangen moment-moment yang bodoh seperti ini. Jadi, apakah sehabis lulus kita semua masih bisa berkumpul lagi?" Ucap Abay dengan nada yang pelan berhasil membuat kami semua terdiam, bahkan ini lebih pelan daripada perkataan guru yang sudah lansia. Tapi anehnya kami semua mendengarkan dengan seksama.