Zelsa mengerjap-ngerjapkan matanya sejenak lalu beralih melihat jam dinding, karena hari ini ia harus sekolah maka dengan cepat Zelsa pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri sekaligus untuk bersiap-siap.
Saat Zelsa menuruni tangga untuk sarapan bersama kedua orang tuanya, ia merasakan deg-deg an karena harus bertatap muka dengan ayahnya.
Sesampainya di meja makan, suasana mendadak hening. Zelsa sama sekali tidak berani menatap ayahnya, ia hanya bisa menunduk dan sesekali melihat ayahnya dan bundanya melalui ekor matanya. Setelah selesai sarapan, Rafael tanpa basa-basi langsung mengintrogasi putrinya kembali.
"Benar Zel, selama ini kamu pacaran dengan Radit?" Tanya Rafael yang terlihat sudah mengeraskan rahangnya.
"Be-benar yah," jawab Zelsa pelan dan merasa gugup.
"Kamu tahu ayah sangat kecewa?" Tanya Rafael dengan nada pelan tapi mengintimidasi.
