Raisa bangkit berdiri dan mengajak Naya turun ke bawah. Sesampainya di sana, ternyata laki-laki itu sudah ada di sana.
Raisa menghampiri Budi dan memeluknya sekilas dan saat itu Naya langsung membuang pandangannya ke sembarang arah.
"Ngapain lo di sini?" Laki-laki itu bertanya.
Naya ikut duduk di berhadapan dengannya. Ia memutar matanya malas. "Lo ngapain ngapel malem-malem?"
"Mau ketemu cewek gue dong. Lo nggak ada niat mau pergi gitu? Atau tetep mau jadi nyamuk?"
"Budi, ih! Jangan gitu," kata raisa memperingatkan.
Naya bangkit berdiri dan menengadahkan tangannya pada laki-laki itu.
"Apa?"
"Minjem motor lo"
"Nggak, lo punya sendiri"
Naya berdecak kesal. "Moren udah dijual sama bokap gue. Udah, sini cepetan kuncinya kalau nggak gue ganggu nih kalian berdua."
Laki-laki kemudian menyerahkan kunci motornya dengan setengah ikhlas. Naya menerimanya dengan senyum lebar. Seharian tidak naik motor rasanya seperti ada yang kurang. Seperti makan bakso tanpa saos.